Pendidikan Karakter

Oleh Siti Qosidah

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai nilai karakter kepada warga madrasah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan yang melaksanakan nilai nilai tersebut.
Hal itulah yang kami jabarkan dalam riset penelitian kami (buku) yang berjudul : “Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran Karakter Anak Usia Dini”, terbit 2018.
Pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan, oleh karena itu di perlukan kepedulian dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan (madrasah), dan yang memegang peran mendasar adalah keluarga. Pendidikan karakter bisa terwujud manakala ada kerjasama yang baik dari semua pihak dan juga kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus menyertai semua aspek kehidupan, termasuk di lembaga pendidikan itu sendiri dan di keluarga yang merupakan lingkungan terkecil kita.
Upaya pembentukan karakter yang sesuai dengan budaya bangsa ini tentunya tidak semata mata hanya dilakukan di madrasah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar, akan tetapi bisa juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan misalnya jujur, religius, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, memiliki rasa malu, tanggung jawab dll.
Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan salah tetapi juga mampu merasakan (aspek afektif) nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya (aspek psikomotorik dari lingkup terkecil seperti diri sendiri, keluarga sampai dengan cakupan yang lebih besar dan luas yakni berbangsa dan bernegara, nilai tersebut perlu ditumbuh kembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi pencerminan hidup bangsa indonesia, oleh karenanya madrasah memiliki peranan yang besar sebagai pusat pembudayaan melalui pengembangan budaya madrasah (school culture). Pendidikan karakter juga dapat dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha dan media masa.
Hadits Rasulullah menegaskan bahwa tugas kenabian Nabi Muhammad SAW adalah mrnyempurnakan ahlak.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم انما بعثت لا تمم مكا رم الا خلاق
Ini berarti telah ada benih ahlak pada masing masing manusia, tinggal bagaimana lingkungan prndidikan dapat mengoptimalkan brnih benih tersebut. Sejalan dengan hadits yang lain menegaskan bahwa manusia di lahirkan dalam keadaan fitri, bergantung pada bagaimana lingkungannya yang akan mrmbentuk kefitrian itu dalam warna tertentu yang khas ” Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah SAW bersabda : Setiap anak di lahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi. (AL Imam Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail Al Bukhori, Sahih al bukhori, juz 1, 143)
Pembentukan karakter dimulai dari fitrah yang diberikan Allah SWT yang kemudian akan membentuk jati diri dan perilaku. Dalam prosenya sendiri, fitrah yang alamiah sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, sehingga lingkungan memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk jati diri dan perilaku. Madrasah dan masyarakat umum sebagai bagian dari lingkungan memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu setiap madrasah dan masyarakat harus memiliki pendisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang akan di bentuk. Para pemimpin dan tokoh masyarakat juga harus mampu memberikan suri teladan mengenai karakter yang akan di bentuk tersebut.
Madrasah tidak hanya mengedepankan kualitas akademik, tetapi yang tidak kalah penting adalah membangun karakter anak didik. Apa artinya kita punya anak cerdas, tetapi suka berbohong, tidak jujur, berani sama kepada orang tua dan guru.
Pendidikan karakter pada anak, semestinya di mulai dari buaian sang ibu…tanpa kita sadari pembiasaan atau karakter orang tua terutama sosok ibu saat mengandung luar biasa mempengaruhi, contoh…saat ibu hamil membiasakan diri mengajak komunikasi putra putrinya yang dikandungnya dengan pembiasaan membaca Al Qur’an…insyaallah putra dan putri yang dilahirkan akan suka membaca Al Qur’an bahkan mrnjadi ahlul Qur’an dengan bimbingan orang tua dan guru, bila seorang ibu saat mengandung membiasakan bersholawat nabi, insyaallah saat putra putri itu lahir ke dunia menjadi ahli sholawat. Luar biasa pendidikan karakter yang di mulai sejak dini, apalagi madrasah yang pertama adalah seorang ibu.
Pendekatan pelaksanaan pendidikan karakter sebaiknya dilakukan secara terintegrasi dan terinternakisasi kedalam kehidupan madrasah. Terintegrasi karena memang pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dengan aspek lain dan merupakan landasan dari seluruh aspek pelajaran. Terinternalisasi, karena pendidikan karakter harus mewarnai sekuruh aspek kehidupan. Yang perlu mendapat perhatian bahwa yang diintegrasikan adalah nilai nilai.
Di zaman yang serba IT, prmbelajaran dilaksanakan dengan Daring, Pembelajaran Jarak Jauh, mereka bisa mentransfer ilmunya…tetapi kering akan support ahlak, bagaimana tidak…saat menimba ilmu mereka meninggalkan etika dan perilaku yang baik….contoh sdh banyak muncul di media sosial siswa belajar sambil selonjor, sambil nyemil makanan ringan, sambil tiduran, bahkan ada yang pakaiannya kurang sopan lho…maka ini PR bagi kita…bukan berarti ndak boleh PJJ, ndak boleh Daring,karena memang kondisi tetapi harus pandai pandai menyikapi…agar ilmu yang didapat mereka semua mendapat manfaat dan yang perlu di ingat…RUH GURU DI KELAS TIDAK BISA DI GANTIKAN OLEH CANGGIHNYA TEKNOLOGI

#Pengawas Madrasah Tk. Dasar Kab. Bondowoso Jawa Timur, pembaca setia menaramadinah.com#