Belajar dari Hujan dan Layang Layang

KH. Muhammad Dhiyauddin Kushwandhi

************************************

Usai sautu pengajian, seorang pengusaha muda dari makasar menghadap dan meminta naseshat. Dia mengaku bhwa kehidupannya tlh JATUH, usahanya bangkrut dan dia hrs menghadapi banyak masalah dan tantangan yg malang melintang

Dia hampir putus asa dan mau melarikan diri dari kesibukan duniawi.

O putraku…
Kehiupan didunia ini laksana lautan kadang pasang kadang surut, atau spt cakra yg berputar(cakra manggilingan) kadang diatas kadang di bawah.

Tiada yg abadi memang ,semua hanyalah sementara saja !!! Begitulah irama kehidupan.

Karna itu janganlah pernah putus asa,sebaliknya selalulah optimis,demikianlah sifat orang yg beriman.

Belajarlah dari alam, perhatikan AIR HUJAN , kejatuhannya ke bumi bukan akhir dari suatu siklus, malah justru awal dari kebangkitan, yakni datangnya musim semi yg penuh kesuburan dan keindahan.

Jadilah WIRA USAHAWAN yg sejati yg tdk pernah takut mengahapi masalah dan tantangan. Justru hal itu dijadikannya peluang untuk meningkatan derajat dan kwalitas daya saing perjuangan.

Renungkanlah !

Tanpa ditempa di tungku pembakaran, besi tak kan bisa jadi pedang pusaka yg tajam, Tanpa di asah di besali perhiasan batu takakan pernah jadi permata berkilauan yg mahal.

O putraku…
Jadilah kau laksana LAYANG2, justru semakin terbang meninggi krn di terpa angin yg kencang.

Sambutlah setiap masalah dan tantangan yg menghadang dg penuh suka cita, laksana kau menyambut terbitnya mentari pagi setelah tenggelamnya bintang2.