Mengorbankan Surga

Oleh : KH. Muhammad Dhiyauddin Kushwandhi

Pengasuh Pondok Pesantren Luhur

DI sela pertemuan dg para ulama dlm muktamar aswaja international di Putra jaya Malaysia,tiba2 ada seorang tua sederhana bertanya dg amat sopan

Wahai Tuan Guru
Izinkan hamba bertanya bukankah semua nabi itu makshum/terbebas dari dosa ,tp kenapa semua ustad dan mubaligh bercerita dg penuh semangat bhw Nabi adam as pernah berdosa sehingga Allah murka dan mengusirnya dari surga,dan memberi stigma bhw kita semua manusia itu lahir dari dosa?

Duhai hamba Allah yg sholeh sungguh blm pernah ada orang lain yg bertanya spt pertanyaanmu ini

Baiklah karna ketulusanmu mk aku singkapkan sebagian rahasia yg di ketahui hanya para waly.

Sesungguhnya ketika nabi Adam di syurga ia sdh tahu bhwa akan ada manusia yg hidup dibumi yg sangat amat di cintai Allah yg namanya tertulis di gerbang arasy bersanding dg nama Allah yg kelak akan menjadi WASHILAH dan JURU SYAFAAT untuk semua umat,akan tetapi beliau masih tersimpan di sulbinya sendiri.

Dialah Sayidina Muhammad Saaw !

Demi cintanya yg agung pada Sang Habibullah saw tsb dan kasihnya tanpa batas pada semua umat,maka ia dg sengaja (pura2 )melanggar dg memakan buah larangan yg disebut oleh iblis sang penipu yg sll berkata kebalikan sbg buah khuldi/buah keabadian.

Akibatnya spt yg diharapkan ia bersama istri diusir dari syurga yg abadi dan dibuang ke bumi yg fana sehingga dg demikian beliau bisa hidup berketurunan sbg mata rantai demi kelahiran Sang Nabi terkasih diakhir zaman ,sesuatu yg tdk mungkin terjadi andai saja ia ttp tinggal di syurga.

O hamba Allah yg sholeh
Fahamilah
Inilah hakekat cinta yg sejati itu yg mengatasi dosa dan pahala yg rela mengorbakan apa saja termasuk citra dirinya ,bhkan surga sekalipun demi yg di cintainya.

Itulah sebabnya ketika nabi Adam di bumi maka ia tdk pernah menyalahkan jangankan sayidah Hawa istrinya bhkan ia tdk pernah menyalahkan iblis.

Dia hanya merendahkan diri karna pengagungannya yg tak terhingga kpd Allah dg memohon ampunan dan rahmatNYA.

Dan apa yg kemudian yg ia peroleh?

Nabi adam as memang kehilangan syurga zakhorif/syurga indrawi ,akan ttpi dg RIDHO ALLAH ia justru mendapatkan puncaknya syurga yaitu SYURGA MAARIF/syurga makrifat di dunia sebelum di aherat yg abadi selama2nya.