Oleh : Singgih Sutoyo
Apik tulisan Abror ini cak Shodiq. Saya gak ngira klo Abror yang dulu aku kenal juga kemudian hari jadi hebat. Waktu di Jawa Pos Abror tahun 86 ditugaskan di Probolinggo, aku masuk Jawa Pos tahun itu menggantikan tugas liputan dia di Probolinggo. Abror ditarik ke liputan Surabaya (redaksi) di Kembang Jepun. Karirnya terus menanjak naik hingga berutanya berkasus dimata Laksusda era Orba, Abror diamankan bertugas ke Australia. Sepulang dr Australia kembali ke redaksi hingga menduduki jabatan paling prestise Pemimpin Redaksi Jawa Pos. Selepas Jawa Pos msh berusaha eksis sempat Pemred Harian Surya, bikin koran dengan Joko Irianto dan Solichin Hidayat. Belakangan aktuf di partai PAN sebagai Caleg DPR RI. Setelah dia lulus doktor dr Unpad Bandung. Nah tulisan tentang bos Dahlan Iskan juga sangat menarik dg komperatif dunia bola yang dia sukainya. Saya msh percaya bos Dahlan pasti akan mampu bikin sesuatu, apalagi yang bergubungan dengan jurnalistik. Bos Dahlan salah satu tokoh pers yang sulit dicarikan tandingannnya, hanya ada nama Gunawan Muhammad Tempo dan Jacob Oetama Kompas.