Oleh : KH Ahmad Mustofa Bisri
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi. Semoga Allah merahmati dan membimbing kita semua ke jalan yang diridaiNya.
Waba’du;
Terutama di zaman orde baru, 30an tahun, hampir tak ada pejabat –mulai dari presiden hingga lurah dan koramil– yang dalam pidato atau bicaranya tidak menyebut “Pancasila”. Pidato yang tidak menyebut “Pancasila” bukanlah pidato. Pidato yang baik dinilai dari berapa sering si pejabat menyebut “Pancasila”. Namun boleh dikata tak seorang pejabat pun selama ini yang menyempatkan diri menguraikan sila-silanya. Boleh jadi banyak yang tidak hafal. Kita masih ingat Menteri yang tertegun-tegun dan tidak mampu ketika harus menyebutkan sila-sila Pancasila yang sering dipidatokannya. Seandainya waktu itu dan selama ini, Pancasila juga sering disebut-uraikan –Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia– mungkin nilai-nilai luhur yang diilhamkan Allah kepada para pendahulu kita itu sudah terhayati bahkan diamalkan oleh umumnya bangsa kita, khususnya oleh para pemimpinnya. Siapa tahu. 😊