ABU LAHAP PUN MEMUSUHI NABI SAW.

oleh :Musthofa Zuhri

Anaku bertanya, apa semua orang arab harus dipanggil habib? “ujarnya dengan nada cemberut.

Ku secepat kilat, menjawab dengan pertanyaan sekaligus sebagai jawaban.
“apakah keturunan wong jowo, mesti dipanggil gus dan kiyai?

Habib itu adalah lebel karena ia adalah seorang yang terlahir dari rahim atau setidaknya ada rasa cinta dan ikatan pada kanjeng Nabi saw. Dan tak semua orang Arab pasti keturunan dan mencintai Nabi Muhammad SAW.

Abu Jahal itu adalah orang Arab, demikian juga dengan Abu Lahap. Ia adalah tokoh pecundang bagi dunia dan sejarah Islam. Memusuhi, membenci bahkan otak kriminal yang mau melenyapkan baginda Nabi.

Sehingga tak semua orang Arab adalah habib.Tak semua nya mencintai Nabi Dan janganlah terlalu mengqgungkan seseorang apakah ia berasal dari Negara tertentu lalu kau agungkan, kau puja laksana Dewa. Yang harus kau yakinkan pada dirimu, “siapapun ia, liatlah prilakunya, bukan wajah, asal dan keturunan siapa”

Sungguh, jika negara ini berdiri bukan karena keturunan, namun karena perjuangan rakyat Indonesia. Sebuah persatuan, Bangsa, Bahasa, dan tumpah darah Indonesia. Kebhenekaan, dengan ragam Ras, etnik, agama, yang saling menguatkan.

Kalaupun toh Islam dinegeri ini yg paling memiliki saham yang besar dalm memperjuangkan kemerdekaan, maka kita harus berterimakasih kepada para kiai, ulama dan rakyat indonesia. Penduduk Pribumi asli. Bukan orang orang itu. Karena mereka sejatinya NUMPANG dinegeri ini. Nunut orip. Ngampung hidup. Dan itu harus kamu camkan!!

Demikian. Dan anakku mengangggap sudah cukup.

Meski anakku merasa cukup puas dengan penjelasan diatas namun aku masih kurang puas, kuhujamkan kata – kata lebih lanjut :

Arab dan Islam itu beda. Dan arab dan habib itu tak sama. Ada habib yang benat benar habib, seperti habib syeh, habib Lutfi bin Yahya, dst.. Namun ada juga habib kw 2. Dan itu tak perlu kita sebutkan. Dan engkau akan lebih tahu.

Sesungguhnya, islam kita adalah islam Indonesia. Kita adalah penduduk Indonesia yang beragama islam. Yang toleran. Yang menjaga perdamaian. Bukan ke onaran. Dan agama islam tak suka dengan pembuat Onar.

“Innallaha La yuhibbul mufsidin”

Jika engkau ingin menyelamatkan negeri ini, jangan jauh jauh dari ulama. Ulama yang benar benar paham agama. Yang memberi kesejukan. Ulama yg benar benar alim. Bukan ulama yg dholim. Ulama yg menabur kasih, bukan suka mencaci maki.

Kuyakinkan padamu untuk yang kesekian kali,

“jika ada orang yg dalam mulutnya suka membikin ke onaran, yang kutakutkan adalah syetan lebih kuat godaanya dalam mengokohkan kata kata dimulutnya”

Bukankah semakin tinggi pohon, semakin kuat pula deru angin menghantam nya? Dan kuyakin, syetan dan iblis juga menerpa dinding dinding kekokohan manusia, laksana pohon tadi.

Dan hiruk pikuk ini, kita bisa memetakan mana yang NU asli, mana yang Muhamadiyah asli, mana yang menyusup di tubuh organisasi… Dan itu sudah jelas didepan mata.

Anaku tertunduk dan tak terasa air matanya menetes dipipinya. Lalu dia berucap “astaghfirullahal adzhim… ”

Tulisan untuk anaku..