Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jatim : 42% Koperasi & UMKM Jadi Kurban Covid-19

 

Surabaya, menaramadinah.com-Wabah Covid – 19, berhasil merontokkan pilar ekonomi Indonesia dan Jawa Timur khususnya, di sebut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta koperasi mencapai 42% .

Menurut catatan data statistik BPS Indonesia. Di Jawa Timur tercatat 9,7 juta UMKM dan koperasi mencapai 34 ribu, dari jumlah itu, terdampak karena wabah Covid – 19 mencapai 42%. Sehingga usaha mereka terganggu.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur, dampak tersebut yang masuk melaporkan secara resmi memberitaukan pada Dinas Koperasi dan UMKM.

“Dampak mencapai 42 % ini, bukan berarti usaha mereka berhenti tidak mampu melangsungkan usaha. Mereka masih mampu berusaha tetapi terkendala oleh bahan baku, ketepatan produksi dan kendala angsuran bank bagi UMKM dan koperasi yang bermodalkan pinjaman bank,” tutur Mas Purnomo Hadi Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur , ketika dihubungi di kantornya Jl. Juanda Surabaya Selasa 13 April 2020.

Berangkat dari kenyataan ini, maka Purwanto panggilan akrab Kepala Dinas Koperasi dan MUKM Jatim ini, melakukan terobosan. Melakukan terobosan untuk membantu ketersidiaan bahan baku bagi pelaku usaha UMKM dan koperasi.

Langkah yang telah dilakukan diantaranya 1. Bekerjasama dengan Dinas Perdagangan dan Peribdustrian untuk membuka jaringan produsen bahan baku yang dibutuhkan koperasi dan UMKM.

Ke 2, ketetapan pasar akibat dampak PSBB.
Maka langkah yang dilakukan dengan dua cara.
Pertama model of line, model ini menampung pada pelaku UMKM yang terdampak tidak mampu berjualan. Maka dutampung pada geray geray milik Dinas Koperasi dan UMKM Jatim.
Kedua bentuk online, menyambungkan pelaku UMKM dengan pasar online atau pasar digital, bekerjasama misalnya dengan Buka Lapak, Lazada, gojek dan seterusnya.

Sakti
Sesungguhnya, palaku usaha UMKM di Indonesia bidang usaha yang tak pernah jatuh dan bangkrut setiap menghadapi peristiwa ekonomi nasional maupun internasional.

Misalnya, ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi, ternyata tidak laku dihadapan pelaku bisnis riel jenis UMKM. Boleh perusahaan konglomerat rontok berjatuhan, UMKM tetap tegar. Apalagi dengan peristiwa ekonomi seperti inflansi dan devaluasi, UMKM masih tegar, dan tidak pernah terpuruk seperti yang dialami oleh perusahaan besar milik konglomerat Indonesia.

Kali ini lain. Karena wabah Covid – 19 membuat pelaku UMKM rontok, meskipun tidak total berhenti.

Udilaksono