
Oleh : Najib Gunawan.
Saya mengenalnya beberapa tahun silam saat tergabung di gerbong media Harian Metro Riau. Kala itu, saya menjadi salah satu peserta perusahaan untuk menyerap ilmu jurnalistik dari Mas Djoko Su’ud Sukahar atau Djoko Sawit.
Ketika dihadapkan kami, beliau hanya memperkenalkan namanya saja tanpa panjang lebar menceritakan latar belakangnya. sebab bagi pemilik profesi jurnalistik di Indonesia, tulisan Mas Djoko Sawit kerab menghiasi rubrik Kolom detik.com dan sejumlah media ternama di Indonesia.
Mas Djoko, begitu siapa saja memanggilnya. Tak pernah pelit membagi ilmu jurnalistik bagi siapa saja. Mondar-mandir keliling Indonesia menjadi pemateri jurnalistik baik yang disajikan pemerintah maupun perusahaan media.
Dimanapun Mas Djoko wajah dan tulisannya tidak diragukan lagi. Baik mengulik politik, pemerintahan, hingga memprediksi siapa Presiden Indonesia, lewat goresan tangannya selalu tepat.
Sehingga, namanya tidak hanya dikenal kalangan pemilik profesi jurnalistik saja. Para tokoh bangsa dari era Soeharto hingga Jokowi tak ada yang tak mengenalnya.
Saya pribadi hampir tidak pernah melewatkan setiap tulisan Mas Djoko yang diterbitkan di media mana saja sepanjang yang saya lihat. Mungkin jutaan karya tulisnya telah menghiasi di hampir semua media ternama di Indonesia.
Belakangan, Mas Djoko kerab ke Pekanbaru, Riau dan berkeliling ke kabupaten/kota lainnya di daerah ini. Empat tahun silam menjadi pertemuan terakhir kami sebelum saya kembali ke kampung halaman di Labuhanbatu.
Selama mondar-mandir Surabaya-Pekanbaru, Mas Djoko selalu mengajak ngopi saya dari satu tempat ke tempat lain (kebetulan sama gemarnya ngopi). Rokok Surya bertabung kaleng menjadi teman setia Mas Djoko.
Sambung puntung rokok tak pernah henti terselip di jarinya. Sambil nyeruput kopi, hisapan rokok menyembul ke udara. Tetapi wejangannya juga tiada henti bagi siapa saja yang ingin belajar menjadi penulis kala ngobrol.
Di hari Jumat, 1 Mei 2020 tepat dihari Buruh. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pukul 16.15 WIB
di RSAL dr Ramelan Surabaya. Perjuangannya melawan penyakit terhenti karena Allah SWT lebih sayang kepadanya.
INNALILAHI WAINA ILAIHI ROJIUN. Mohon doanya agar amal ibadah dan kebaikan Mas Djoko selama di dunia diterima di sisi Allah SWT. InsyaAllah beliau husnul khotimah. Aamiin YRA.
Selamat jalan Sang Maestro Jurnalistik Indonesia. Terima kasih atas karya dan ilmumu yang telah engkau bagikan kepada kami.