Surabaya- Rencana sejumlah tokoh mendirikan Partai Ideologis Islam Masyumi Reborn mendapat tanggapan dari Koordinator Sahabat Mahfud MD Jawa Timur, Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman. Menurut Cak Firman, Partai tersebut akan sulit berkembang karena beberapa hal.
Pertama, berdasarkan hasil survey LSI tahun 2019 lalu, Ormas islam terbesar di Indonesia adalah NU, yaitu 49,5 persen. Sedangkan massa NU yang besar itu dipastikan tidak akan bergabung ke dalam Partai Masyumi Reborn, kalaupun ada yang bergabung itu satu dua saja yang sifatnya oknum dan tidak seberapa besar pengaruhnya di tengah-tengah massa NU.
Kedua, Ormas Muhammadiyah yang dulu menjadi anggota istimewa Partai Masyumi, menurut LSI hanya berjumlah 4,3% dari seluruh penduduk muslim indonesia. Jumlah sekecil itupun tersebar di PAN, PBB, PKS dan Golkar.
Ketiga, Kekuatan Masyumi dulu bertumpu pada kaum Pegawai Negeri, karena waktu itu Pegawai Negeri masih boleh aktif politik. Sekarang Pegawai Negeri tidak boleh aktif politik bahkan TNI POLRI tidak punya hak pilih. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa inti dari Masyumi lama adalah islam priyayi alias islam kota yang banyak diikuti oleh pegawai pemerintah. Ini tidak mengherankan karena Muhammadiyah sebagai anggota istimewa Masyumi lama alias sebagai inti dari Masyumi lama merupakan Ormas PNS, didirikan oleh PNS Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang bernama Mas Ngabehi Ngabdul Darwis alias Ahmad Dahlan. Ormas ini didukung penuh oleh Sultan HB VII beserta segenap jajaran PNS maupun militer kraton yang pada gilirannya Ormas ini sangat disukai dan diikuti oleh para pegawai negeri hingga saat ini. Tapi Posisi pegawai negeri sekarang dilarang aktif politik, sehingga Partai-partai politik berbasis eks Masyumi sulit berkembang termasuk kemungkinan besar Bakal Calon Parpol Masyumi Reborn.
Keempat, Pemahaman Islam Isoteris saat ini lebih dianut bangsa indonesia ketimbang pemahaman islam eksoteris, yang disimbolkan dengan semboyan “Islam Yes Parpol Islam No”, ini semakin menyulitkan Partai Masyumi Reborn untuk bergerak.
“Menurut saya hanya akan buang-buang energi saja”, pungkas aktivis Generasi Madura Moderat ini. Maqdar