Jakarta- Hari ini berlangsung Seleksi Wawancara Bakal Calon Walikota Surabaya di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) Jl Wahid Hasyim Tanah Abang Jakarta.
Diantara peserta tes wawancara tersebut ada Keponakan Menkopolhukam RI Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman.
Bendahara Umum IKA PMII Jawa Timur yang juga didukung oleh KAHMI ini menyampaikan visi misi menuju Surabaya yang lebih SMART. SMART dalam visi misi Cak Firman tersebut merupakan akronim dari Sejahtera, Mandiri, Akuntabel, Responsif dan Toleran. Cak Firman menekankan pada Visi Akuntabel dan Toleran, sebab di Surabaya masih banyak terjadi kasus-kasus korupsi dan kasus aksi radikal intoleran.
Cak Firman juga menyusun skema sinergitas antara Visi Misi SMART dengan Sustainable Development Goals (SDGs), Nawa Cita dan RPJMD. Para panelis menyebut Cak Firman sebagai satu-satunya Bakal Calon Walikota yang mensinergikan Visi Misinya dengan rencana aksi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Oleh karena itu dengan nada bercanda para panelis memanggil Cak Firman dengan sebutan Sekjen PBB.
Diantara gagasan Cak Firman yang cukup serius didiskusikan adalah pengembangan BUMD yang bergerak di bidang bisnis start up. Para panelis kurang yakin jika BUMD bisa sukses bergerak di bidang start up. Cak Firman menjawab bisa asalkan regulasi tentang BUMD dirombak terlebih dahulu, dari regulasi gaya kuno menjadi regulasi gaya revolusi industri 4.0.
Wawancara berjalan dengan santai dan penuh canda tawa terutama karena Cak Firman merupakan orang madura. Ketika ditanya masalah sumber dana, Cak Firman menjawab “oh kalau madura sudah bersatu jangan khawatir masalah dana”, para panelis langsung tertawa “oh iya betul-betul”.
Tim Panelis yang mewawancarai Cak Firman terdiri dari Grace Natalie (Ketua Umum DPP PSI), Prof Philips Vermonte, Prof. Djayadi Hanan dan Prof Hamdi Muluk. Usai Sesi Wawancara yang penuh keakraban dan kekeluargaan tersebut, Cak Firman foto bersama para panelis. Husnu Mufid