Asa seorang Ibu
Oleh : Nuraeni Kader HMI Komisariat UMK
Belum usai fajar menyingsing di wajahnya
Diri siap berjibaku tuk esok hari
Di dalam bakul dikemas bekal jajakan
Belum penuh terisi, mentari datang menyapa
Dengan tali digendong bakulnya di punggung
Belum kuat terikat, tulang merintih karena keropos
Tanpa alas kaki jejak-jejak membekas
Menyusuri jalan setapak dengan terseok-seok
Apakah ia tertunduk lalu terpaku?
Tidak, diam membisu bukanlah ia
Keriput wajahnya menjelma sumringah mengusir pucat pasi
Langkahnya terus dipacu walau tertatih-tatih
Meski bakulnya kadangkala tumpah
Dipungutinya kembali oleh tangannya yang kian lemah seiring usia
Tubuhnya yang dulu tegap, kini rapuh dan membungkuk
Dihembusan nafasnya yang tersengal-sengal
Ia menebarkan senyuman yang membalut lelahnya
Dengan setumpuk harapan digenggamannya
Tibalah ia di pasar, ruang tawar menawar kehidupan
Jajakan ia suguhkan dengan tegar dan sabar
Celoteh terngiang silih berganti
Hingga terjalin akad antara penjual dan pembeli
Demi apakah itu semua bila bukan meraup Rupiah?
Untuk apakah itu semua bila bukan demi anaknya?
Ya, kamu yang kini menikmati hasil keringatnya
Sudahkah engkau membuatnya tersenyum bangga?
Dengan gerak-gerikmu sesuai harapnya
Menjadi berguna bukan hanya untuk diri sendiri
Renungkanlah….renungkanlah …..
Renungkanlah perjuangan orang tuamu
Dari terbit fajar hingga senja terbenam kembali
Bahkan ragam gurat warna yang melebur jadi lembayung
Belum cukup sanggup mewakili lentera kasih Ibumu