بسم الله *Semua Perbuatan Akan Kembali Pada Diri Sendiri*

 

Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Begitu rapinya sistem kalkulus (bentuk ketergantungan) yang dibuat oleh pencipta alam semesta ini. Satu bentuk kegiatan begitu rapinya dipengaruhi oleh sistem kegiatan sebelumnya, juga memberikan kontribusi pada kegiatan yang lain. Contoh amal seseorang tidak bisa begitu ujug-ujug terjadi pasti ada kronologi dan penyebab sebelumnya, juga akan berperan pada amal berikutnya. Apabila kita bisa sholat khusyu’ sudah barang tentu bergantung pada syarat dan rukunnya yang selama ini telah kita fahami, juga akan memberikan kualitas amal berikutnya yakni yang bisa mencegah berbuat keji dan mungkar.

Itulah hakekatnya bentuk kalkulus yang Allah SWT ciptakan. Begitu juga pada semua bentuk besaran fisika, misalnya besarnya tekanan udara di suatu tempat tidak bisa lepas dari bentuk besaran yang lain sesaat sebelumnya seperti temperatur kelembaban kecepatan dll. Dalam kalkulus itu ada integral dan diferensial, keduanya juga sama ketergantungan yang berkarakter berlawanan seperti kali-bagi dan tambah-kurang. Tetapi bentuk berlawanannya berbeda karakter, apabila diferensial itu misalnya untuk menentukan nilai tekanan udara dari data pengukuran parameter tunggal temperatur. Maka integral adalah sebaliknya yakni menentukan temperatur dari data pengukuran tekanan udara.

Kembali ke ketergantungan amal sebelumnya yang juga berperan pada amal berikutnya. Jadi perbuatan kita tidak ada yang ujug-ujug, pasti kasarnya terencana semua. Demikian juga bentuk amal berikutnya juga terencana apa yang akan dilakukan. Lebih konkritnya, apabila kita berbuat baik dan menginginkan bermanfaat pada yang lain maka sudah pasti manfaat tersebut sangat diharapkan bisa terjadi. Sedangkan kita ya jelas berharap mendapatkan jaza’ atau balasan dari perbuatan baik tadi. Begitu juga sebaliknya, bila sengaja berbuat jelek atau buruk, maka pasti berharap keburukan pada yang lain. Hal ini artinya yang berbuat buruk tersebut sudah siap menerima keburukan.

Potongan QS Al-Isra’ syat 7 memberikan,

إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ ۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَا ۚ

Artinya: “Jika kamu berbuat baik, (maka) kebaikan itu untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian) kejahatan itu untuk dirimu sendiri.

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT akan membalas perbuatan manusia sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada diri mereka sendiri, dan jika mereka berbuat jahat, maka kerugian kejahatan itu juga akan kembali kepada diri mereka sendiri (Modified Meta AI, 2025).

Alhasil mari kita lebih hati-hati lagi dalam merencanakan dan melakukan segala sesuatu, yang pada dasarnya pasti akan kembali ke kita sendiri. Lebih vulgarnya peringatan kita kepada kita sendiri adalah jangan main-main dengan kapasitas kita, apalagi yang menyusahkan orang banyak. Kita upayakan menjadi amal jariyah bukan dosa jariyah, semoga bisa demikian aamiin.

Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.

Surabaya,
02 Rojab 1447
atau
23 Desember 2025
m.mustain