KH. Miftahul Akhyar : Membela Nasab Ba’alawi atau Membela Kebenaran

By Sayyid Diar Mandala.

“Dengan hormat, pernyataan Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar tentang nasab Ba’alwi memicu perdebatan. Mari kita fokus pada kebenaran dan keadilan, bukan pada kepentingan kelompok. Mari kita jaga kesucian dan keaslian ajaran Islam”.

KH Mifthahul Akhyar mengatakan bila tidak ada Ubaidillah kita tidak tahu apa-apa.

Ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Berikut beberapa poin yg relevan:

Ilmu Nahwu: Ilmu Nahwu pertama kali dikembangkan oleh Abu al-Aswad ad-Du’ali, seorang ulama dari Kufa, Irak, bukan orang Yaman. Nahwu kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh ulama-ulama lain, termasuk Sibawayhi, yang menulis kitab “Al-Kitab” yang menjadi referensi utama dalam ilmu Nahwu.

Harakat dan Tajwid: Sistem harakat dan tajwid dalam Al-Qur’an dikembangkan oleh ulama-ulama Islam awal, termasuk Abu al-Aswad ad-Du’ali dan Khalil bin Ahmad al-Farahidi, bukan orang Yaman.

Imam 4 Madzhab: Imam 4 Madzhab, yaitu Imam Abu Hanifa, Imam Malik, Imam Shafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal, berasal dari berbagai wilayah di dunia Islam, tidak ada yang berasal dari Yaman.

Ahli Tasyawuf dan Fiqih: Banyak ahli tasyawuf dan fiqih yang berasal dari berbagai wilayah di dunia Islam, tidak ada dari Yaman.

Perlu diingat bahwa kontribusi ulama-ulama yang lain juga sangat penting dalam pengembangan ilmu Islam. Mari kita fokus pada kebenaran dan keadilan, bukan pada kepentingan kelompok. Mari kita jaga kesucian dan keaslian ajaran Islam.

Dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan beriman.

_#sdiarm_ 🇮🇩