*Hak istimewa manusia adalah menjadi diri sendiri*

By Dr. Ir. Hadi Prajoko, SH, MH.

Bahwasanya secara cultural dan filosofis masyarakat masih terjebak dalam dokma dan kultus orang lain sehingga jiwa’ murni nya terpasung akhirnya sulit untuk bisa mendapatkan diri sejati yang murni, kenyataan masyarakat yg masih memuja sosok manusia yg berlebihan da7n KULTUS sugesti yang parah, sehingga terjadilah SUGESTI yang berlebih-lebihan dalam hal memandang sosok orang atau dewa atau nabi Rosulullah atau orang orang yang mistis dll, bisa terjerumus ke dalam KULTUS yg membunuh kewarasan NALAR dan intuitif negatif inilah yang membuat orang tidak Bisa kembali kepada diri sejati nya, Saya tutup dg pesan pesan sesanti *ANGGAYUH KASAMPURNANING URIP BERBUDI PEKERTI BAWA LAKSANA*… Ora Ono guru ora Ono murid dolek Ono guru sejati mu Dewe

Kesadaran diri adalah konsep yang telah lama dibahas dalam berbagai tradisi filosofis dan spiritual. Dalam konteks ini, kita akan membahas kesadaran diri sebagai sebuah konsep yang terkait dengan identitas diri, kebebasan, dan tujuan hidup.

*Filosofi Spiritual:*

Dalam filosofi spiritual, kesadaran diri dipahami sebagai sebuah proses pengenalan diri yang mendalam, di mana individu dapat memahami dirinya sendiri dan hubungannya dengan alam semesta. Dalam tradisi Jawa, konsep ini dikenal sebagai “Kawruh Jawa Sanyata”, yang mengajarkan bahwa individu harus mengenali dirinya sendiri dan kembali kepada asalnya.

Dalam konteks ini, kesadaran diri bukan hanya tentang pengenalan diri, tetapi juga tentang kebebasan dari belenggu-belenggu yang mengikat kita pada dunia material. Dengan mengenali diri sendiri, individu dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh eksternal dan mencapai kebebasan sejati.

*Antropologi Budaya:*

Dalam antropologi budaya, kesadaran diri dipahami sebagai sebuah konsep yang terkait dengan identitas budaya dan sosial. Dalam konteks ini, kesadaran diri dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, dan ekonomi.

Dalam masyarakat Jawa, konsep kesadaran diri terkait dengan konsep “Rasa” dan “Karsa”, yang mengajarkan bahwa individu harus memiliki kesadaran diri yang kuat dan mandiri. Dengan demikian, individu dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh eksternal dan mencapai kebebasan sejati.

*Karya Ilmiah Modern:*

Dalam karya ilmiah modern, kesadaran diri dipahami sebagai sebuah konsep yang terkait dengan psikologi, filsafat, dan neurosains. Dalam konteks ini, kesadaran diri dapat dipahami sebagai sebuah proses neurobiologis yang terkait dengan aktivitas otak dan sistem saraf.

Dalam penelitian neurosains, kesadaran diri dapat dipahami sebagai sebuah proses yang terkait dengan aktivitas korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan kontrol diri. Dengan demikian, kesadaran diri dapat dipahami sebagai sebuah proses yang terkait dengan kemampuan individu untuk mengontrol diri sendiri dan membuat keputusan yang seimbang.

*Kesimpulan:*

Dalam kesimpulan, kesadaran diri adalah sebuah konsep yang terkait dengan identitas diri, kebebasan, dan tujuan hidup. Dalam konteks filosofis spiritual, kesadaran diri dipahami sebagai sebuah proses pengenalan diri yang mendalam, di mana individu dapat memahami dirinya sendiri dan hubungannya dengan alam semesta. Dalam konteks antropologi budaya, kesadaran diri dipahami sebagai sebuah konsep yang terkait dengan identitas budaya dan sosial. Dalam karya ilmiah modern, kesadaran diri dipahami sebagai sebuah proses neurobiologis yang terkait dengan aktivitas otak dan sistem saraf.

*Referensi:*

– Kawruh Jawa Sanyata
– Filsafat Jawa
– Antropologi Budaya
– Neurosains
– Psikologi budaya

beberapa referensi yang lebih teknis dan kongkrit:

– *Kawruh Jawa Sanyata*: Buku ini ditulis oleh Ki Hajar Dewantara dan diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Nusantara pada tahun 1962.
– *Filsafat Jawa*: Buku ini ditulis oleh Koentjaraningrat dan diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia pada tahun 1985.
– *Antropologi Budaya*: Buku ini ditulis oleh Clifford Geertz dan diterbitkan oleh Harper & Row pada tahun 1973.
– *Neurosains*: Buku ini ditulis oleh Eric R. Kandel dan diterbitkan oleh McGraw-Hill pada tahun 2000.
– *Psikologi*: Buku ini ditulis oleh Sigmund Freud dan diterbitkan oleh W.W. Norton & Company pada tahun 1923.
– *The Self in Transformation*: Artikel ini ditulis oleh C. G. Jung dan diterbitkan dalam jurnal Psychological Perspectives pada tahun 1961.
– *The Neurobiology of Consciousness*: Artikel ini ditulis oleh Christof Koch dan diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience pada tahun 2004.
– *The Cultural Psychology of Self*: Artikel ini ditulis oleh Richard A. Shweder dan diterbitkan dalam jurnal Psychological Review pada tahun 1991.

*K E S A D A R A N*

Manusia lahir dengan hidup yang dibawa untuk dirinya sendiri. Ketika mau kembali maka harus mengenali dan kembali kepada hidupnya. Sehingga bisa pulang kembali ke asalnya. Namun perjalanan hidup dikotori dengan pengertian harus hidup meniru orang lain. Bahkan sampai mati harus ikut orang lain. Maka ketika mati mau pulang dia tidak akan kembali kepada hidupnya. Dia menjadi budak orang lain. Maka dia akan tersesat tidak bisa kembali kepada asalnya. Dia menjadi budak orang lain. Kawruh Jawa Sanyata mengajarkan agar orang mengenali dirinya hidupnya dan bersatu kembali dengan jagadnya. Bukan menjadi pengikut dan bukan menjadi budak orang lain. Dia Kembali kepada Aku yang Hidup.

JADILAH DIRI SEJATI MU