بسم الله *Betapa Sakit Hati Itu Memang Ada*

 

Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Sakit hati itu memang ada sampai dengan ada hadits Nabi tentang Wahsyi yakni orang yang membunuh Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِوَحْشِيٍّ أَقَتَلْتَ حَمْزَةَ قَالَ نَعَمْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُرِيَنِيهِ أَبَدًا

Dari Jabir, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepada Wahsyi, “Apakah kamu membunuh Hamzah?” Wahsyi menjawab, “Ya.” Rasulullah SAW bersabda, “Jangan kamu menampakkan dirimu kepadaku selama-lamanya.”

Sumber hadits tersebut setidaknya ada tiga, yakni (Meta AI, 2025):
1. Sahih Muslim, Kitab al-Jihad, Bab 39, Hadits 1802.
2. Sunan al-Tirmidzi, Kitab al-Siyar, Bab 33, Hadits 1578
3. Musnad Ahmad, Hadits 14854

Ada kalimat lain yang mungkin tidak asing di telinga kita bahwa insyaAllah pernah di lafalkan oleh Gus Gur. Lafalnya begini *”Bisa memaafkan, tapi lupa tidak”* tetapi yang sering mungkin terbalik yakni *Bisa memaafkan tetapi tidak bisa melupakan*.

Perihal sakit hati (bahasa jawa, mangkel) itu memang ada. Setingkat Nabi Muhammad saat sakit hati melihat Wahsyi (pembunuh Hamzah, paman Nabi saat perang uhud). Saat itu Beliau Bersabda *Jangan Tunjukkan wajahmu kepadaku.*

Setingkat Siti A’syah ketika sakit hati pada Nabi Muhammad SAW maka ada ungkapan tersendiri. Ketika tidak sakit hati atau tidak marah dan mengatakan tidak, maka disambung sumpah demi Tuhannya Muhammad. Tetapi bila sedang sakit hati atau marah dan mengatakan tidak, maka disambung Demi Tuhannya Ibrohim.

Alhasil, semua orang bisa sakit hati. Setinggi apapun derajatnya manusia seperti Nabi Muhammad SAW juga memiliki rasa sakit hati. Tetapi ekspresinya berbeda, semakin tinggi derajatnya maka semakin santun. Demikian semoga kita bisa meniru seperti akhlaq Nabi Muhammad SAW aamiin.

Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.

Surabaya,
29 Jumadil Akhir 1447
atau
19 Desember 2025
m.mustain