Kaum Intelektual Bukanlah Sekedar Sarjana Ahli Ilmu Namun Juga Ahli Masyarakat

 

Catatan : @Alwiyan Rakjat Biasa

_”Bagi saya, para pahlawan bangsa ini sama halnya para Nabi, adalah simbol dan inspirasi ketulusan rela berkorban dan perubahan, inilah ciri utama kaum intelektual”_

Tidak sedikit kaum sarjana atau penyandang gelar akademik yang mestinya mampu memposisikan diri sebagi kaum intelektual namun lalai meninggalkan spirit intelektualnya tapi justru memposisikan dirinya menjadi kaum elit dan eksklusif di tengah kesenjangan sosial, ketidakberdayaan dan ketidakpastian masa depan masyarakatnya, dan tidak sedikit kaum sarjana yang jutru butuh diurus.

Kaum sarjana yang mestinya memposisikan dirinya sebagai ahli masyarakat, kemudian membatasi dirinya hanya sebatas ahli ilmu di tengah carut marutnya kehidupan sosial masyarakatnya. Disinilah kaum sarjana dituntut untuk menjadikan dirinya sebagai kaum intelektual sebagaimana para nabi dan rosul yang tidak sekedar sebagai ahli ilmu namun juga sebagai ahli masyarakat.

Siapakah kaum intelektual itu ? Siapapun mereka, apapun latar belakang mereka, raja atau rakjat jelata, keturunan Nabi atau bukan, kulit putih atau kulit hitam jika hati dan fikirannya tercerahkan lalu secara ideologis dan heroik bergerak *MEMBEBASKAN, MENGUBAH DAN MEMBANGUN* keberdayaan masyarakatnya yang semula beku, statis dan anti sistem menjadi masyarakat yang tercerahkan kesadarannya, progresif, produktif, humanis, beradab dan religius, merekalah yang pantas disebut sebagai *KAUM INTELEKTUAL* walaupun mereka tak pernah terlahir dari dunia kampus.

Nabi Saw adalah intelektual agung. Jika gelar akademik adalah syarat disebut sebagai kaum intelektual maka para Nabi dan para sahabatnya serta para ulama terdahulu tidak termasuk kaum intelektual, padahal gerakan perubahannya telah nyata dirasakan hingga hari ini.

Jika memang mengaku sebagai kaum intelektual dan jika memang yang sedang dikerjakan sejak kemarin-kemarin adalah keberpihakan dan kepedulian terhadap keberdayaan rakyat, keberpihakan dan kepedulian terhadap terwujudnya peradaban dan kebudayaan luhur, bukankah sudah seharusnya kehidupan di sekeliling kita semakin hari semakin membaik kualitasnya ?

Wallahu a’lam…