Jabal Magnet : Diantara Tarikan Bumi dan Panggilan Langit

 

Dewi Farah (Anggota Satu Pena Jawa Timur)

MenaraMadinah.com – Di tanah tandus Madinah, Jabal Magnet berdiri seperti rahasia yang sepenuhnya enggan terungkap. Disana, bumi seolah memiliki nafas sendiri – menarik, menolak lalu memeluk kembali. Mobil-mobil meluncur tanpa tenaga, seolah ditarik oleh tangan tak terlihat. Namun sesungguhnya bukan hanya logam yang tertarik di tempat itu, melainkan jiwa-jiwa yang haus akan makna.

Langkah demi langkah terasa ringan seolah bumi sedang bersekongkol dengan langit untuk menguji arah hati. Angin gurun berdesir membawa arah do’a menelusup ke pori-pori kesadaran. Diantara panas yang menggigit dan cahaya yang menyilaukan, ada kesejukan yang tak berasal dari udara – melainkan dari kedalaman diri.

Jabal Magnet bukan hanya sekedar bukit, ia adalah cermin. Disana manusia melihat dirinya ditarik oleh dua kekuatan: “Bumi yang menahan dan langit yang memanggil.” Antara keduanya jiwa belajar menimbang: “Apakah tetap berpijak atau berani terbang .”

Dan ketika matahari condong ke barat bayangan tubuh memanjang seperti do’a yang mencari arah pulang. Di titik itu segala tarikan berhenti. Yang tersisa hanyalah kesadaran bahwa perjalanan sejati bukan menuju tempat – melainkan menuju keheningan di dalam dada – tempat bumi dan langit akhirnya bersatu.

Madinah, 13 Desember 2025