بسم الله *Keinginan Yang Jauh Melebihi Kebutuhan*

بسم الله
*Keinginan Yang Jauh Melebihi Kebutuhan*

Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Judul artikel ini adalah sebuah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kerakusan atau keserakahan. Orang yang serakah tidak hanya ingin memiliki apa yang mereka butuhkan, tetapi juga ingin memiliki lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Bahkan keinginan tersebut bisa mengorbankan kebahagiaan atau kesejahteraan orang lain.

Dalam konteks ini, kerakusan dapat menjadi sebuah penyakit yang dapat merusak hubungan dengan orang lain, menghancurkan kebahagiaan, dan bahkan membawa kepada kehancuran. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali dan mengontrol kerakusan dalam diri kita, dan berusaha untuk hidup dengan sederhana dan bersyukur atas apa yang kita miliki.

Ada hadits yang relevan dengan kontek ini, yakni HR. Muslim (2578):

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ شَرُّ الْعِبَادِ الْمَنْطُوسُ وَشَرُّ الْعِبَادِ الْحَسُودُ

“Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda: ‘Kerakusan adalah budak yang buruk, dan keserakahan adalah budak yang jahat'”

Hadits ini Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk menjauhi sifat kerakusan dan keserakahan, karena itu dapat membawa kepada kehancuran dan kesengsaraan. Kerakusan atau keserakahan seringkali membuat orang menjadi tidak puas dengan apa yang mereka miliki, dan mereka terus-menerus ingin memiliki lebih banyak, lebih dari yang mereka butuhkan. Ini dapat berlaku dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kekayaan, kekuasaan, atau bahkan emosi.

Sehubungan dengan kerusakan-kerusakan di muka bumi ini, maka karakter kerakusan dan keserakahan dari sebagian manusia menjadi tertuduh bahkan tersangka. Keberhasilan pengembangan ekonomi dan teknologi tidak terkontrol.

Ekonom telah mampu mencukupi kebutuhan terus tidak terkontrol menyentuh batas rakus dan serakah. Sehingga menjadi merusak lingkungan dengan penggundulan hutan, mengakibatkan banjir dan longsor. Keberhasilan teknologi tidak terkontrol mencemari lingkungan, mengakibatkan pemanasan global dan kenaikan muka air laut.

Alhasil keberhasilan ekonomi dan teknologi di dunia ini harus dikontrol oleh batas kebutuhan wajar. Mari kita sadarkan diri kita untuk membatasi kebutuhan, jangan sampai menuruti keinginan apalagi sampai menembus batas rakus. Semoga bisa demikian aamiin.

Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.

Surabaya,
25 Jumadil Akhir 1447
atau
15 Desember 2025
m.mustain