
By : Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS
Potongan ayat ini mengispirasi untuk menulis tentang kemuliaan, yakni;
ان اكرمكم عند الله اتقاكم
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa di antara kamu”. Artikel ini mendetailkan tentang capaian kemuliaan.
Lengkapnya ayat ini adalah QS. Al-Hujurat: 13, yakni:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ciptaan Allah SWT berupa manusia ini dijadikan berkelompok-kelompok supaya saling mengenal. Setelah mengenal berlanjut dengan saling memberi dan menerima manfaat. Di sini letak karakter hidup bersama untuk membangun kehidupan sosial yang damai sejahtera. Damai sejahtera ini merupakan target capaian kelompok sosial tersebut, kemudian disebut kesolehan sosial.
Adapun capaian personal atau individu dari masing-masing anggota kelompok sosial tersebut adalah bervariasi bergantung pada masing-masing personnya. Tetapi secara umum telah disepakati oleh semua anggota kelompok atau komunitas bahwa kemuliaan menjadi capaian yang digandrungi oleh setiap orang. Sehingga kemuliaan menjadi obsesi setiap orang tanpa terkecuali.
Standar kemuliaan masing-masing individu ini yang tidak sama. Bagi kita-kita yang nggetol dengan penelitian dengan target publikasi di jurnal scopus misalnya, maka mungkin h-index scopus yang menjadi standar kemuliaan. Bagi penganut faham materialistis, maka standar kemuliaan diukur dengan kekayaan materi. Dan seterusnya bergantung pada persepsi dan pemahaman masing-masing kita terhadap memegang prinsip hidup. Sah-sah saja dalam penentuan kriteria kemuliaan, yang jelas dari persepsi satu orang kepada orang lain saling relatif.
Artikel ini mengingatkan kita semua bahwa kriteria kemuliaan yang bersifat mutlak yaitu kriteria yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam prinsip matematika menyatakan bahwa nilai relatif bisa banyak, tetapi nilai mutlak hanya ada satu. Kriteria kemuliaan menurut Allah SWT adalah ketaqwaan.
Apabila diantara kita ada yang ragu, ya monggo saja itu hak boleh meragukan dan bahkan boleh tidak percaya. Mari kita tunggu sampai di hari pembalasan nanti, yakni hari qiyamat. Bagi yang sudah percaya ya selamat dan berbahagialah kita bersama-sama. Mari kita selalu meningkatkan kemuliaan kita melalui peningkatan taqwa. Semoga kita bisa demikian aamiin.
Semoga manfaat barokah selamat aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya,
12 Jumadil Ula 1447
atau
03 November 2025
m.mustain
