
By : Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS.
Hadits tentang zuhud yang terkenal adalah dari Abu Hurairah RA yakni, Rasulullah SAW bersabda:
“الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا لَيْسَ بِتَحْرِيمِ الْحَلَالِ وَلَا إِضَاعَةِ الْمَالِ وَلَكِنَّ الزُّهْدَ فِي الدُّنْيَا أَنْ لَا تَكُونَ فِيمَا لَا يَبْقَىٰ مِنْكَ شَيْءٌ أَعْظَمَ مِمَّا أَنْتَ فِيهِ وَأَنْ تَكُونَ فِي الْحَالِ الَّذِي يُؤَمِّنُكَ مَوْعِدَ رَبِّكَ وَأَنْ تَكُونَ غَدًا كَمَنْ مَاتَ الْيَوْمَ”
“Zuhud terhadap dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal atau menghambur-hamburkan harta, tetapi zuhud terhadap dunia adalah engkau tidak lebih mengutamakan sesuatu yang fana daripada sesuatu yang kekal. Dan hendaknya engkau dalam kondisi yang membuatmu merasa aman saat menghadapi janji Tuhanmu. Dan hendaknya besok engkau menjadi seperti orang yang meninggal hari ini.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menjelaskan bahwa zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total, tetapi lebih kepada tidak terlalu terikat dengan harta dan kenikmatan duniawi, serta lebih mengutamakan kehidupan akhirat yang kekal (Meta AI, 2025). Artikel ini memperjelas hakekat dan bagaimana tips untuk bisa menjadi orang zuhud.
Ada satu definisi dari kitab hidayatul azkiya’ yang ditulus oleh Syekh Zainuddin Al-Makabari berupa satu nadzom yang berbunyi:
وازهد وذافقد علاقة قلبك
بالمال لافقد له تك اعقلا
Terjemahan bebasnya, “Zuhud adalah sepinya hati dari krenteknya harta, bukan sepinya harta pada diri seseorang yang punya aqal”. Jadi zuhud tidak harus miskin, dan orang kaya bukan berarti tidak zuhud. Nabi Sulaiman AS jelas terkenal kaya tetapi beliau juga seorang yang zahid.
Jadi jelas bahwa zuhud itu tidak identik dengan mlarat atau tidak berharta. Zuhud itu penentunya adalah di hati, meskipun demikian tetap ada tanda-tandanya. Diantaranya adalah keseharian lisan kita menyebut sesuatu. Hal ini berarti sesuatu yang sering kita sebut itu ya apa yang di hati kita, atau hati kita sedang ada di situ. Kaidah ini tidak bisa ditipu, siapa yang senang pada sesuatu maka akan sering disebut.
Tips supaya kita bisa meningkatkan kualitas zuhud kita adalah menggunakan prinsip amanah-tanggung jawab dan harta tidak dibawa mati. Setiap pemberian dari Allah SWT adalah amanah yang kita pasti akan bertanggung-jawab. Dengan demikian insyaAllah akan bisa mengurangi rasa kepemilikan. Kemudian ditambahkan persepsi bahwa harta tidak kita bawa mati. Kita ingat hanya perlu lahan 2 meter persegi untuk pemakaman jasad atau mayat kita. InsyaAllah kita bisa menambahkan kualitas zuhud kita aamiin.
Semoga manfaat barokah selamat aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya,
04 Jumadil Ula 1447
atau
26 Oktober 2025
m.mustain
