
Oleh : Ratih Tsania Ulya dkk.
Tulisan ini adalah tugas berbentuk narasi Biografi KH.Imam Zarkasyi mata kuliah bahasa Indonesia yang dibimbing langsung oleh : Ust. Yahya Aziz Dosen PIAUD FTK UINSA.
Para penulis kelompok 7, mereka adalah :
1. RATIH TSANIA ULYA (06030925097)
2. MUH ALJAVIER ARYA PUTRA R (06030925095)
3. KHORIDATUL MADIHAH (06030925091)
4. MASFUFAH INDAH INDRIANA (06030925093)
5. MAMLUATUN NIKMAH (06030925092)
KH Imam Zarkasyi
KH. Imam Zarkasyi seorang tokoh islam besar yang lahir di desa Gontor pada tanggal 21 Maret 1910.Beliau merupakan putera ketujuh Kyai Santoso Anom Besari.Beliau pernah Sekolah Dasar Ongko Loro di Jetis Ponorogo, sementara itu mondok di pondok pesantren Josari Ponorogo, pernah pula belajar di pondok Joresan Ponorogo. Selesai dari Sekolah Ongko loro beliau melanjutkan ke pondok pesantren Jamsaren Solo. Pada waktu yang sama beliau belajar pula di Sekolah Mamba’ul ‘Ulum dan kemudian masih di kota yang sama pula meneruskan ke sekolah Arabiyah Adabiyah pimpinan Ustadz M.O. Al-Hasyimy sampai tahun 1930. Tidak lama setelah menyelesaikan pendidikannya di Solo belia meneruskan ke Kweekschool di Padang Panjang sampai tahun 1935.
KARIR:
Guru dan direktur di perguruan kweekschool padang panjang tahun 1936
Direktur di Pondok Modern Darussalam Gontor tahun1937.
Kepala Kantor Agama Karesidenan Madiun tahun 1943.
Seksi Pendidikan pada Kementrian Agama tahun 1946
Ketua PB Persatuan Guru Islam Indonesia (PGII), selanjutnya tetap menjadi penasehatnya hinga akhir sejak tahun 1948-1955 .
Di Kementrian Agama, KH Imam Zarkasyi menjadi Kepala Bagian Perencanaan Pendidikan Agama pada sekolah dasar mulai tahun 1951-1953
Kepala Dewan Pengawas Pendidikan Agama pada tahun 1953.
Anggota Badan Perencanaan Peraturan Pokok Pendidikan Swasta tahun 1957.
Anggota Dewan Perancang Nasional (Deppernas) tahun 1959 .
Anggota Komite Penelitian Pendidikan. Meskipun telah keluar dari Departemen Agama, namun beliau masih dipercaya untuk menjadi ketua Majelis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama (MP3A) hingga wafatnya.
Di Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai Direktur KMI dan Pj. Rektor IPD hingga berpulang ke rahmatullah pada tahun 1985.
Dalam kancah Internasional pernah menjadi Anggota Delegasi Indonesia dalam peninjauan ke negara-negara Uni Sovyet tahun 1962 dan
menjadi wakil Indonesia dalam Mu’tamar Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah (Muktamar Akademi Islam se Dunia) ke VII di Kairo Mesir tahun 1972.
Beliau menjadi Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Pada tanggal 30 April 1985 pukul 21.00 WIB beliau meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Madiun dengan meninggalkan seorang Isteri dan 11 orang putera puteri.
Hasil pemikiran KH. Imam Zarkasyi menitikberatkan pada pendidikan Islam modern yang integral dan transformatif, yang mencakup kurikulum seimbang antara ilmu agama dan umum, pembentukan kepribadian yang kuat melalui “Panca Jiwa” (Keikhlasan, Kesederhanaan, Kemandirian, Ukhuwah Islamiyah, dan Kebebasan), serta kaderisasi kepemimpinan untuk mencetak lulusan yang berakhlak mulia dan siap berjuang di masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya kemandirian santri dan pendidikan karakter, termasuk etika dan tata krama lahir batin, yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
Karya Tulis:
1. Pedoman Pendidikan
2. Kursus bahasa Islam
3. Ushuluddin (Pelajaran ‘Aqaid/Keimanan)
4. Pelajaran Fiqh I dan II
5. Pelajaran Tajwid
6. Bimbingan Keimanan
7. Qowa’idul Imla’
8. Pelajaran Huruf Al Qur’an I dan II
9. Pelajaran Bahasa Arab I dan II (beserta Kamusnya; ditulis bersama Alm. Ustadz Imam Subani)
10. At-tamrinat jilid I, II, III (beserta kamusnya; ditulis bersama Alm. Ustadz Imam Subani)
11. I’rabu Amtsilati-Al Jumal,jilid I & II (Ditulis bersama Alm. Ustadz Imam Subani)
Selain itu beliau juga menulis beberapa buku petunjuk bagi santri dan guru di Pondok Modern, termasuk metode mengajar beberapa mata pelajaran. Buku-buku karangan beliau hingga kini dipakai di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor dan Pondok-pondok Pesantren Alumni dan beberapa sekolah agama.
