
Oleh: Akhdiar K, S.Par
Tanggal: 14 April 2025.
Pandeglang-Banten 🇮🇩
Saudaraku sebangsa dan setanah air Indonesia.
Tulisan ini membahas tentang perilaku oknum habib yang dinilai keterlaluan dan tidak mencerminkan nilai-nilai agama yang seharusnya dijunjung tinggi. Penulis mengungkapkan keprihatinannya terhadap sikap angkuh dan sombong yang ditunjukkan oleh beberapa oknum habib, serta mengingatkan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh nasab atau gelar, melainkan oleh ketaqwaan dan akhlak yang baik. Penulis juga mengingatkan bahwa masyarakat tidak akan segan-segan untuk bertindak jika perilaku oknum habib tidak berubah dan terus menimbulkan masalah.
Kita ketahui selama ini perilaku oknum habib memang sungguh keterlaluan.
Keangkuhan dan kesombongan yang diperlihatkan habib bahar, sudah melampaui batas. Mengaku keturunan Nabi, tapi tidak mencerminkan seorang keturunan Nabi.
Seharusnya kita saling menghormati pada siapapun. Memang dari sebagian habaib banyak yang kelakuannya angkuh, temperamental, marah”, sering saya dengar dengan kata-kata kasar. Sebenarnya tidak pantas yang keluar dari seorang mulut katanya tokoh Agama.
Saudaraku, habaib itu tidak ada apa”nya di Indonesia ini, kalau tidak ada pengikutnya atau para muhibin. Janganlah sombong, jangan mentang” merasa kalian katanya nasabnya bersambung ke Rasulullah, kemudian sombong, angkuhnya luar biasa.
Kami ini bisa bangkit, bisa jadi masyarakat ultranasionalis, bila ini terjadi habislah kalian. Mungkin saja masyarakat akan bertindak, bila banyak kejadian” yang keterlaluan dilakukan oleh habaib.
Sebenarnya kami tidak ingin terjadi, kita ini masyarakat majemuk, menghormati turunan manapun, arab, china, menghormati habaib, dan lainnya. Tetapi kalian para habaib jangan merasa superior, jangan merasa diri paling hebat, atau paling benar.
Biasa aja kaleee……..mulianya apa sih jadi habib. Sedangkan kemuliaan itu tidak ditentukan oleh nasab, tetapi oleh ketaqwaan orang itu sendiri. Kita harus mengutamakan ahlak.
Memang saya perhatikan ahlak yg dibentuk dari kalangan jabha, mereka mudah marah, temperamental, dan mudah tersinggung.
Semoga saja para habaib bisa berubah, dan kita hidup berdampingan. Kalaupun kalian nanti terbukti nasabnya tidak tersambung pada Rasulullah, yah tidak masalah. Kami biasa” saja dan kita harus saling menghormati.
*Saran:*
1. *Menghargai Perbedaan*: Kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan latar belakang, budaya, dan agama.
2. *Meningkatkan Ketaqwaan*: Kemuliaan seseorang seharusnya diukur dari ketaqwaan dan akhlak yang baik, bukan dari gelar atau nasab.
3. *Menghindari Sombong*: Sikap sombong dan angkuh hanya akan menimbulkan masalah dan konflik, sehingga kita harus berusaha untuk menjadi rendah hati dan menghargai orang lain.
*Kesimpulan:*
Tulisan ini mengingatkan kita bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh gelar atau nasab, melainkan oleh ketaqwaan dan akhlak yang baik. Kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan, serta berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan demikian, kita dapat hidup berdampingan dengan harmonis dan damai.
_#sdiarm_ 🇮🇩
