Kemesraan Antara Raja Jawa dan Penjajah Belanda

By Juwaini Ju.

Ini poto Raja Surakarta, Susuhunan Paku Buwana X. Di sebelahnya adalah Residen Belanda, Willem de Vogel.

Tentu ini bukan sekadar foto lama. Namun menggambarkan betapa mesranya hubungan Raja Jawa dengan Pemerintah Penjajah, kala itu.

Kemesraan terjadi, tentu saja karena jaman itu Kolonial Belanda tidak dianggap sebage penjajah, seperti kita melihatnya sekarang ini.

Melainkan Paduka Yang Mulia, yang sangat mereka hormati secara turun temurun. Hingga sebutan pada Residen pun bukan lagi “Tuan Mister” sudah menjadi “Kanjeng Eyang”.

Mengapa?

Karena setelah mengalami banyak perjanjian, akhirnya wilayah Jawa diberikan pada Belanda pada jaman Paku Buwana II. Dan raja berkuasa atas takhta yang hanya pinjaman saja.

Raja diangkat oleh Gubernur Jenderal Belanda, dan menjadi raja karena kemurahan hati Ratu Belanda.

Patih kerajaan adalah Perdana Mentri dari Raja Jawa. Namun diangkat harus atas persetujuan Residen. Dan, ketundukan pertama pada Residen, bukan pada rajanya.

Raja hanya menjadi simbol kekuasaan belaka. Bayangkan!

Jawa yang mestinya milik rakyat Jawa, diberikan oleh penguasanya pada penjajah. Akhirnya si pemilik syah hanya menjadi peminjamnya.

Endingnya, rakyat yang selalu menjadi korban atas keputusan pengkhianatan pemimpinnya.

Itu cuman sekeping kisah lama, cerita jaman dulu kala. Bacanya ga usah pake amarah.

Hanya saja, konon sejarah selalu berulang membawa duka.