
Prof Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS.
Bagaimanapun perdamaian dunia adalah harus menjadi obsesi dan cita-cita bersama penghuni muka bumi ini. Idealnya manusia adalah umat yang satu keutuhan. Artikel ini mensinergikan kaidah agama (Islam) dan filsafat metafisika untuk menambahkan kekuatan dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
Filsafat metafisika dalam membangun perdamaian dunia dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan manusia dan alam semesta. Berikut beberapa konsep metafisika yang terkait (Meta AI, 2025):
1. Keterhubungan: Mengakui bahwa semua manusia dan makhluk hidup saling terkait dan terhubung dalam satu kesatuan.
2. Kesadaran kolektif: Mengembangkan kesadaran bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan perdamaian dunia.
3. Keadilan: Menerapkan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam berinteraksi dengan sesama manusia dan alam.
4. Kasih sayang: Mengembangkan rasa kasih sayang dan empati terhadap sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.
5. Kesadaran spiritual: Mengembangkan kesadaran spiritual yang mendalam untuk memahami makna dan tujuan hidup.
Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep tersebut, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk menciptakan perdamaian dunia yang berkelanjutan.
QS tentang filsafat metafisika yang terkait dengan membangun perdamaian dunia dapat ditemukan setidaknya ada tiga ayat dalam Al-Qur’an, yakni Surat Al-Hujurat Ayat 13:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat ini menekankan pentingnya saling mengenal dan memahami perbedaan untuk membangun perdamaian dan harmoni sosial.
Yang kedua adalah Surat Al-Baqarah Ayat 256, yakni:
لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan dalam agama. Sungguh telah jelas antara petunjuk dengan kesesatan. Maka barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang teguh pada tali yang kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Ayat ini menekankan pentingnya kebebasan beragama dan tidak memaksakan keyakinan pada orang lain untuk membangun perdamaian.
Yang ketiga surat Ak-Baworoh ayat 213, yakni:
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنۡ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
“Dahulu manusia itu adalah satu umat, lalu Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan diturunkan bersama mereka Kitab yang benar untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah orang yang diberi Kitab itu berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka keterangan yang nyata, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman tentang perkara yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”.
Dengan demikian dalam konteks gabungan antara agama dan filsafat metafisika, membangun perdamaian dunia dapat diartikan sebagai menciptakan harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan manusia dan alam semesta. Perdamaian bukan hanya tidak adanya konflik, tetapi juga adanya keadilan, kasih sayang, dan saling menghormati.
Dalam porsi ukuran personal kita dalam upaya membangun perdamaian dunia ini adalah, mari kita tingkatkan niat toleran kita terhadap sesama manusia. Mari kita anggap semua yang ada di dunia ini adalah aset kita, jangan ada persangkaan buruk apalagi memusuhi. Mari kita kendalikan nafsu kita untuk membangun perdamaian tidak bermusuhan. Semoga bisa demikian aamiin.
Semoga manfaat barokah selamat aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya,
23 Robiul Akhir 1447
atau
16 Oktober 2025
m.mustain
