Bangsa dan Nurani

By ; Dr.Ir. HADI PRAJOKO SH, MH Ketua H0K Pusat.

UBAHLAH HIDUP MU HARI INI : – jangan bertaruh menunggu di masa depan nanti, segera bertindaklah sekarang tanpa ditunda-tunda lagi, banyak yang berfikir jernih tetapi tanpa Nalar dan sedikit sekali yang berani’ bertindak benar saat Resikonya besar, berani berkata Benar saat semuanya diam membisu itulah bentuk tertinggi kecerdasan Nalar nurani.

Bayangkan suatu bangsa yang setiap generasinya tumbuh tanpa tahu siapa mereka, tanpa tahu apa yang pernah diperjuangkan nenek moyangnya, dan tanpa tahu luka dan penderitaan tanpa memperdulikan benar dan sesat , perjalanan pendahulu nya yang pernah mengukir perjalanan zaman yang dialami bangsanya.

Bangsa seperti itu adalah bangsa yang pelupa. Dan bangsa yang pelupa mudah sekali diarahkan sebagai budak budak peradaban.

Kutipan ini bukan sekadar peringatan tentang masa lalu, tapi tentang identitas dan kesadaran, serta Nalar nurani, Ketika sejarah hilang dan dihapus, bukan hanya catatan masa lalu yang hilang, musnah tapi juga makna keberadaan sebuah bangsa yang terlupakan zaman.

Sejarah itu bukan sekadar deretan tanggal dan nama pahlawan, tetapi juga jejak peradaban manusia yg mengukir prestasi sebagai bangsa manusia yang bermartabat, Ia adalah cermin yang memantulkan memperlihatkan siapa kita, apa yang telah kita lakukan, kita perbuat dan apa yang seharusnya tidak kita ulangi.

Namun, ketika cermin itu dipecahkan, generasi berikutnya akan melihat wajah bangsanya melalui serpihan yang terkubur dan kabur, melalui narasi yang dipelintir, dan melalui propaganda yang dibuat Asing demi kepentingan segelintir Nafsu serakah dari orang orang hedonistik dan kikir.

Di titik itu, generasi bangsa mulai kehilangan arah, tersesat , Kebenaran berubah menjadi opini dan halusinasi, pelaku berubah menjadi pahlawan kesiangan Don Quixote, dan Para korban kemerdekaan para pendahulu pembuka zaman, para leluhurnya dilupakan begitu saja, tersesat ikut pada para pelintas yg hanya mengotori lintasan petilasan pendatang.

Itulah cara paling halus tapi paling mematikan untuk menghancurkan sebuah bangsa: menghancurkan generasi bukan dengan bom, bukan dengan senjata, melainkan dengan menghapus kesadarannya, menyesatkan nurani nya akan sebuah sejarah bangsa nya sendiri.

Karena bangsa yang tak lagi mengenal sejarahnya, Yg tidak lagi mengetahui jejak jejak lintasan peradaban budaya, tradisi dan adat nya, bahkan kehilangan akar kebudayaan leluhur Bangsa Nya, tidak akan pernah tahu untuk apa ia berdiri.
Dan bangsa yang tidak tahu untuk apa ia berdiri, untuk apa hidup mempertahankan martabat jati diri, akan jatuh bahkan sebelum sempat berperang, apakah nurani nya masih ada Dan bangkit?

Renungan dan Nalar yg merdeka, berfikir kritis.

Freedom of religion.

Shang PRAJAKA.