
Surabaya-menaramadinah.com-9Kemajuan teknologi digital melahirkan generasi baru yang dikenal sebagai Generasi Alpha, yakni anak-anak yang sejak lahir akrab dengan gawai, internet, dan media sosial. Generasi ini memiliki keunggulan adaptasi teknologi, namun di sisi lain menghadapi tantangan serius dalam aspek sosial-emosional. Salah satu fenomena yang mulai terlihat adalah semakin jarangnya anak-anak menggunakan kata-kata sederhana namun bermakna seperti “maaf,” “tolong,” dan “terima kasih.”
Tiga kata ini, yang sering disebut sebagai “kata ajaib,” sejatinya merupakan fondasi moral dalam kehidupan sosial karena mencerminkan sopan santun, empati, serta penghormatan terhadap orang lain. Derasnya arus digitalisasi dan berkurangnya interaksi tatap muka membuat nilai-nilai ini berangsur pudar, termasuk di lingkungan pendidikan dasar. Kondisi tersebut menjadi alarm bagi dunia pendidikan untuk menghadirkan strategi baru dalam penguatan pendidikan karakter.
Sebagai wujud inovasi, tim dosen dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya bersama Universitas Muhammadiyah Gresik merancang board game edukatif “Moral Adventure.” Permainan ini mengintegrasikan nilai moral ke dalam mekanisme permainan sederhana namun interaktif.
“Moral Adventure” terdiri dari papan permainan, pion, dadu, dan kartu tantangan yang berisi skenario kehidupan sehari-hari. Melalui permainan ini, anak-anak diajak menghadapi situasi sosial yang mendorong mereka menggunakan kata-kata “maaf,” “tolong,” atau “terima kasih” untuk melanjutkan permainan. Dengan demikian, nilai-nilai sopan santun dapat dipraktikkan langsung dalam suasana menyenangkan.
Program ini diimplementasikan pada 25 September 2025 di SDN Tenggilis Mejoyo 1 Surabaya dengan melibatkan 26 siswa kelas IV. Hasilnya sangat positif: anak-anak menunjukkan peningkatan spontanitas dalam menggunakan kata-kata sopan, berpartisipasi aktif, serta mampu merefleksikan pengalaman bermain dengan kehidupan nyata.
Menurut Agus Wahyudi, S.Sos., M.Pd., Dosen PGSD FKIP UNUSA sekaligus narasumber kegiatan, “Pendidikan karakter harus dikemas secara kreatif agar sesuai dengan dunia anak. Melalui media seperti board game, anak-anak tidak merasa digurui, tetapi justru belajar sambil bermain. Inilah yang membuat nilai moral lebih mudah tertanam dan dipraktikkan dalam keseharian mereka.”
Inovasi “Moral Adventure” menjadi bukti bahwa pendidikan karakter di era digital membutuhkan pendekatan baru yang relevan dengan gaya belajar generasi Alpha, sehingga sopan santun, empati, dan nilai moral tetap hidup di tengah kemajuan teknologi. Husnu Mufid
