
SURABAYA– Bukan sekadar kuliah di kelas, mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FK UWKS) Angkatan 2025 langsung ditempa dengan pengalaman nyata. Selama dua hari, 13–14 September 2025, mereka terjun ke tengah masyarakat lewat program Pengabdian Masyarakat (Pengmas). Lokasinya tersebar, mulai dari panti asuhan, sekolah, hingga kelurahan. Temanya pun beragam: dari kesehatan gigi, pola makan sehat, diabetes, hingga osteoporosis pada lansia.
Suasana penuh semangat terlihat di Panti Asuhan Bilyatimi Surabaya, Sabtu (13/9). Dua kelompok mahasiswa baru berbagi edukasi tentang kebersihan diri dan kesehatan gigi kepada 27 anak panti. Keceriaan mewarnai ruangan ketika mahasiswa mengajak adik-adik panti ikut praktik cara menjaga kebersihan gigi dengan benar.
Ketua kelompok, Moch Irvan Hajar Alwi, mengaku terharu melihat respons positif anak-anak. “Kami senang sekali karena bisa melihat betapa ceria dan aktifnya anak-anak. Harapannya kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,” ujarnya. Senada, Bintang Fernando menambahkan bahwa ini adalah pengalaman berharga. “Seru sekali karena ini pertama kalinya kami benar-benar terjun ke masyarakat. Semoga ke depan pengabdian bisa sampai ke luar kota atau bahkan luar pulau,” katanya bersemangat.
Dua dosen pendamping, drg. Wahyuni Dyah Parmasari, Sp.Ort. dan Dr. Emilia Devi Dwi Rianti, S.Si., MT, menilai mahasiswa baru sudah menunjukkan keberanian untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. “Ini langkah bagus. Mereka belajar sejak awal bahwa dokter bukan hanya soal ilmu, tapi juga soal hati dan kepedulian sosial,” tegas drg. Wahyuni.
Di hari yang sama, suasana tak kalah ramai di SMA Ta’miriyah Surabaya. Puluhan guru dan karyawan mengikuti pemeriksaan kesehatan sekaligus diskusi tentang makanan sehat dan diabetes. Salah satu kelompok mahasiswa, dipimpin Chiquitana Didanintan Harvansy, membawa tema Intervensi Kesehatan Pasien Diabetes Melitus melalui Edukasi Makanan Sehat serta Pemeriksaan Glukosa dan HbA1c. Sebanyak 60 peserta antusias mengikuti jalannya kegiatan. “Seru banget karena kami bisa melihat langsung kondisi para guru. Ini pengalaman berharga bagi kami,” ucap Chiquitana.
Sementara kelompok lain yang dipimpin Gading Arya Nafis Rabbani menekankan hubungan antara pengetahuan makanan sehat dengan kadar glukosa. Sebanyak 70 peserta ikut serta. Gading mengaku banyak belajar dari pengalaman ini. “Sebagai mahasiswa kedokteran, kami sadar betapa pentingnya edukasi dan pencegahan. Pengabdian ini mengajarkan kami arti empati, kesabaran, dan kerja sama. Bekal ini penting untuk menjadi dokter yang peduli, bukan hanya cakap ilmu,” tuturnya.
Pihak sekolah pun memberikan apresiasi. Kepala SMA Ta’miriyah, Mohammad Romadhan, S.Si., bersama pengurus yayasan Drs. Bambang Sukarsono, M.Pd., menyebut kehadiran mahasiswa FK UWKS sangat bermanfaat. “Kami merasa terbantu, terutama dengan edukasi dan pemeriksaan kesehatan. Mahasiswa datang dengan ramah dan penuh semangat. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut,” kata Bambang.
Tak berhenti di Surabaya, keesokan harinya, Minggu (14/9), mahasiswa FK UWKS bergerak ke Kelurahan Indro, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Kali ini temanya lebih fokus ke lansia: Edukasi Osteoporosis, Manajemennya, Pemeliharaan Kesehatan Tulang, serta Pemeriksaan Massa Tulang. Sebanyak 53 warga, mayoritas lansia, mengikuti acara ini.
Ketua kelompok, Luh Kade Andini Jayaswari, mengaku bangga bisa berbagi ilmu di lapangan. “Kami senang karena bisa memberikan pengetahuan baru tentang osteoporosis. Selama ini jarang sekali warga mendapat edukasi dan pemeriksaan tulang seperti ini,” ungkapnya. Sementara itu, Yosse Alfredo menambahkan suasana kegiatan penuh keakraban. “Peserta sangat antusias. Bagi kami, ini pengalaman berharga dan menyenangkan. Semoga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan tulang sejak dini,” jelasnya.
Dosen pendamping, Dr. Sri Lestari, M.Kes, bersama tim dosen lain seperti dr. Jimmy Hadi Widjoja, Sp.PA, dr. Sianny Suryawati, Sp.Rad (K), dan dr. Ayu Cahyani Noviana, MKKK, menegaskan pentingnya pembelajaran langsung di masyarakat. “Kegiatan ini bukan hanya memberi manfaat nyata bagi warga, tetapi juga membekali mahasiswa baru dengan pemahaman bahwa kesehatan masyarakat dimulai dari pencegahan. Mereka belajar langsung bagaimana teori diterapkan di lapangan,” ujar Dr. Sri.
Rangkaian kegiatan pengmas ini menegaskan semangat FK UWKS dalam mendidik mahasiswa baru. Sejak awal, mereka diperkenalkan pada nilai-nilai pengabdian, empati, dan pelayanan. Dari anak-anak panti, guru, hingga lansia, mahasiswa belajar arti menjadi calon dokter: bukan hanya pintar secara akademis, tetapi juga dekat dan peduli kepada masyarakat.(SDS)
