Jember, 12 September 2019
Banyak makanan yang kita konsumsi berasal dari bahan berbentuk tepung dan pasta atau bentuk adonan, misalnya roti yang berasal dari tepung gandum. Permasalahannya, proses pengolahan bahan menjadi bentuk tepung biasanya menggunakan mesin yang dijalankan dengan kecepatan tinggi untuk mengubah bentuk awal menjadi tepung. Penggunaan alat seperti ini berpotensi merusak bahan akibat dari tingginya temperatur yang timbul saat putaran mesin yang tinggi.
Guna mengatasi hal ini, Prof. Yutaka Kitamura, pakar teknologi pengolahan pangan asal Tsukuba University menawarkan alternatif proses pengolahan pangan dengan Micro Wet Processing.
Prof. Yutaka Kitamura hadir di Kampus Tegalboto dalam rangka memberikan kuliah umum bertema Agri-Food Paste Processing by Micro Wet Stone Mill yang digelar di aula lantai tiga Gedung Rektorat dr. R. Achmad Universitas Jember (12/9). “Sebenarnya ide alat ini berasal dari alat pembuat tepung yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, yakni menggunakan batu giling yang digerakkan secara manual. Namun tentu saja dengan alat tradisional ini hasil tepungnya terbatas.
Oleh karena itu saya menggabungkan batu silinder tadi yang dialiri air namun digerakkan dengan tenaga listrik,” tutur guru besar di School of Life and Enviromental Sciences ini.
Dirinya menambahkan, dengan Micro Wet Processing maka material yang dihaluskan tidak akan meningkat sebab mesin yang dirancangnya mengalirkan air secara otomatis. Hasil dari proses ini adalah bahan pangan dalam bentuk adonan atau pasta yang halus sebab mesin yang dirancang menggunakan tidak hanya satu batu giling bahkan hingga tiga batu giling. “Keuntungan lain menggunakan Micro Wet Processing adalah minim debu yang dihasilkan. Selain untuk membuat bahan pangan berbentuk pasta, alat yang saya kembangkan juga bisa digunakan untuk membuat bahan adonan atau pasta sebagai bahan untuk pembuatan obat atau kosmetik,” imbuh Prof. Yutaka Kitamura.
Tidak hanya memperkenalkan mesin Micro Wet Processing yang dikembangkannya, Prof. Yutaka Kitamura juga menjelaskan peluang bisnis adonan atau pasta yang dihasilkan. “Di Jepang saat ini roti yang berbahan pasta atau adonan dari beras coklat yang dihasilkan melalui Micro Wet Processing mulai digemari, pasalnya diyakini kandungan vitamin dan mineralnya tidak hilang dibandingkan jika diproses melalui mesin konvensional. Selain itu aman bagi penderita alergi gluten, bahkan tekstur rotinya lebih bagus dibandingkan roti berbahan tepung gandum,” katanya sambil memperlihatkan foto berbagai roti dari tepung gandum dan roti berbahan pasta beras coklat kepada peserta kuliah umum yang didominasi dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Teknik ini.
Penjelasan mengenai prospek produk pasta dari Micro Wet Processing memantik diskusi hangat antara hadirin dengan Prof. Yutaka Kitamura. Sepewrti yang disampaikan oleh Jayus, dosen FTP yang hari itu menjadi moderator. Menurutnya, Indonesia yang juga dikenal sebagai penghasil beras dapat mengembangkan Micro Wet Processing untuk meningkatkan nilai tambah beras. Sementara itu ditemui di sela-sela acara, Siswoyo Soekarno, Dekan FTP Universitas Jember menjelaskan kegiatan kuliah umum ini terlaksana atas kerjasama FTP dengan Project Implemetation Unit Islamic Development Bank Universitas Jember. “Program kuliah umum kali ini dalam rangka mewujudkan Universitas Jember sebagai perguruan tinggi yang unggul di bidang bioteknologi di sektor pertanian, perkebunan dan kesehatan,” pungkasnya. (iim)