Pelatihan Kepenulisan ‘Syawal Kalam’ Lahirkan Karya

 

Tulungagung-menara madinah.com-Berdasarkan penelitian tahun 2006 disebutkan bahwa hanya 1 orang dari 1000 orang saja yang suka membaca. Hal itu mengisyaratkan betapa masih rendahnya minat baca, apalagi tulis, di masyarakat Indonesia. Demikian disampaikan oleh penulis senior dari Surabaya M Anwar Djaelani pada pelatihan menulis “Syawal Kalam” di Kedai Kosim 2 Tulungagung, Sabtu siang (22/6).
Dosen Hidayatullah Surabaya itu juga menyitir pandangan KH Imam Zarkasy pimpinan Pondok Gontor Ponorogo yang menyatakan, “Andai saya tak punya murid, saya akan mengajar dunia dengan pena.”

Kedahsyatan pena, bahkan lebih hebat daripada peluru. Sebab peluru hanya dapat menembus satu kepala saja, sedang pena atau tulisan dapat menembus berjuta-juta kepala, misalnya tulisan yang menginspirasi banyak pembaca di media massa dengan oplah besar.
Demikian motivasi yang disampaikan M Anwar Djaelani kepada para peserta yang kebanyakan mahasiswa/mahasiswi dari berbagai kampus pada kegiatan yang diselenggarakan Komunitas Padhang Jingglang dan Pesantren Mahasiswa Al Waarits yang diasuh Ust. Anang Prasetyo.
Pada kesempatan itu M Anwar Djaelani memberikan kisi-kisi dan kiat sukses menulis artikel/easy di media massa secara detail kepada para peserta. Dimulai dari pemilihan tema, pembuatan judul yang menarik, pembuatan outline (kerangka tulisan), hingga penulisannya semua disampaikan secara rinci.


Setelah itu Wawan Susetya, penulis buku yang tinggal di Tulungagung menyampaikan materinya. Menurutnya mengapa kebanyakan orang terutama para mahasiswa gagal atau merasa kesulitan dalam menulis, tak lain karena disebabkan kurang memiliki motivasi yang kuat. Wajar kiranya jika Imam al-Ghazali menyatakan, “Jika engkau bukan anak Raja dan bukan Ulama besar, maka jadilah penulis.” Bagaimana pun, ketika seseorang hendak menulis tentu harus mempersiapkan materi atau bahan referensi yang akan dituliskannya. Itulah sebabnya orang yang belajar menulis atau menjadi penulis tentu harus banyak membaca atau belajar. Dalam hal ini membaca dan menulis seperti dua sisi mata uang atau “two in one”, satu-kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan.
Lebih jauh Wawan menyarankan agar para peserta menulis apa yang disukai dan dikuasai.
Laki-laki pegiat Komunitas Maiyah Segi Wilasa Agung (SWA) yang berkegiatan tiap malam Setu Legi itu mengingatkan mengenai sosok Zaid, satu-satunya sahabat Nabi Muhammad yang namanya diabadikan di dalam al Qur’an (Surah Al Ahzab: 37). Rahasianya ternyata Zaid adalah putra angkat Nabi sekaligus sahabat beliau yang pekerjaannya menulis, yakni menuliskan ayat-ayat al Qur’an pada masa kenabian.
Sementara itu Ust. Anang Prasetyo penyelenggara “Syawal Kalam” pada kesempatan itu menyatakan bahwa pihaknya telah menyelenggarakan pelatihan kepenulisan seperti itu beberapa kali. Tujuannya tak lain untuk membangkitkan budaya literasi (baca tulis) terutama bagi para putra daerah Tulungagung. Pihaknya bukan saja mengadakan pelatihan menulis kepada para mahasiswa saja, tetapi Komunitas Padhang Jingglang yang dikelolanya juga membimbing anak-anak SD dalam bermain bermusik dan menggambar. Dia berharap dari pelatihan kepenulisan itu lahir kumpulan tulisan atau bunga rampai yang bernas dari para peserta yang kemudian menjadi buku. Selain itu komunitas yang dikelola Ust Anang Prasetyo juga akan terus memberikan penghargaan kepada para putra daerah yang berprestasi di bidang literasi (menulis), seni lukis dan seni budaya lainnya. Pemberian penghargaan tersebut telah dilakukan tahun 2018 lalu kepada Widji PR (perupa) dan Wawan Susetya (penulis).


“Insyaallah bulan November 2019 ini kami akan memberikan penghargaan serupa kepada putra daerah Tulungagung yang berprestasi dalam berkarya,” ujar Ust. Anang sembari mencari calon penerima penghargaan dari komunitasnya.
Hadir pula dalam acara itu pengelola Kedai Kosim (Kopi Siang Malam) Tulungagung Mas Tama yang concern terhadap kegiatan-kegiatan kreatif seperti itu dan juga pameran lukisan. Selain itu hadir pula Muslih M selaku pegiat Komunitas Sastra Malam Tulungagung.

Wawan Susetya

Koresponden MM.com