Refleksi Pelaksanaan PLP 2 FTK UINSA Di Tengah Pandemi Covid 19 (Kondisi di RA Depag 1 Mojokerto)

Oleh: Mukhoiyaroh

(

Kondisi pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia tak terkecuali Indonesia mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Aspek yang terdampak itu adalah ekonomi, politik, sosial kemasyarakatan dan pendidikan. Banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena rendahnya permintaan atau pembelian masyarakat, salah satu merupakan dampak ekonomi. Dampak dari sisi pendidikan adalah bisa dilihat dari berubahnya sistem pembelajaran yang awalnya dilaksanakan dengan tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh melalui alat komunikasi dan teknologi informasi.

 

Tri Darma Perguruan Tinggi sebagai pilar Perguruan Tinggi dalam pandemi Covid-19 ini tetap dilaksanakan. Tak terkecuali di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pendidikan dan pengajaran dilakukan dengan jarak jauh, yaitu dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Classroom. Pengabdian kepada Masyarakat, demikian pula dilakukan dengan daring, yaitu pengabdian dalam bentuk kerja sosial, survey penelitian yang bisa dilakukan secara daring. Unsur penelitian untuk tugas akhir mahasiswa, demi terlaksananya dengan baik, juga dilakukan secara daring, dengan komunikasi antara mahasiswa dan dosen secara daring dalam proses bimbingan. Demikianlah semua dilaksanakan demi kelancaran program sebagaimana dalil ushul fiqih “apa yang tidak bisa didapat seluruhnya, maka jangan tinggalkan seluruhnya”

Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 adalah program akademik bagi mahasiswa untuk mengenal lebih jauh tentang manajemen sekolah serta praktik pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan. PLP 2 ini program akademik yang diprogramkan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). Pelaksanaan PLP 2 pada masa pandemi Covid-19 ini juga dilaksanakan dengan daring, karena beberapa madrasah berada di zona merah, sehingga tatap muka tidak bisa dilaksanakan. Namun karena kondisi tertentu luring (luar jaringan), yaitu tatap muka, tetap dibutuhkan untuk koordinasi yang tentunya dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Dengan demikian PLP 2 dilaksanakan secara daring plus.

RA Depag 1 Mojokerto adalah salah satu tempat dimana mahasiswa melakukan pengenalan pengelolaan sekolah dan pratik pembelajaran. RA Depag 1 ini berada dibawah naungan Yayasan Darmawanita (Perwanida) Kemenag Kota Mojokerto. Tentu mahasiswa yang praktik PLP 2 ini adalah mahasiswa yang mendalami ilmu tentang ke-RA-an yaitu program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Ada 8 mahasiswa yang praktik di RA Depag 1 ini yang dibimbing oleh 4 guru kelas. Masing-masing guru membimbing 2 mahasiswi. Para mahasiswi ini belajar tentang pengelolaan sekolah dan praktik mengajar peserta didik di RA.

Pembelajaran daring juga diberlakukan di RA yang berada di tengah perumahan di kota Mojokerto ini. RA Depag 1 Mojokerto ini keseluruhan memiliki 4 kelas, tingkat A dan B. Selain itu, RA Depag 1 Mojokerto juga mengelola Taman Bermain (Play Group). Pada awalnya RA ini melaksanakan pembelajaran daring dengan metode pembiasaan doa sehari-hari dan pelafalan surat-surat pendek dengan media google meet. Guru membacakan doa-doa dan surat pendek di depan monitor Laptop atau Hand Phone yang diikuti oleh wali murid RA di rumah mendampingi belajar bersama anaknya di rumah. Pembelajaran daring ini berlangsung selama bulan Agustus 2020 dan akhir September 2020.

Evaluasi pembelajaran daring dilaksanakan di RA Depag 1 Mojokerto yang mempunyai peserta didik 80 ini mendapatkan hasil yang kurang maksimal. Beberapa hambatan secara umum adalah anak kurang aktif dalam pembelajaran, karena tidak bertemu langsung dengan guru. Minimnya keikutsertaan orangtua dalam pendampingan pembelajaran bersama anak di google meet dengan alasan biaya atau kesibukan orangtua juga merupakan tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring. Karena itu, sekolah, dalam hal ini kepala RA Depag 1 Mojokerto memiliki kebijakan untuk sekolah di rumah dan guru datang ke rumah peserta didik atau disebut dengan metode home visit. Pembelajaran home visit inilah mahasiswa praktikan, sebutan untuk mahasiswa yang melaksanakan praktik PLP 2, belajar mempraktikkan ilmu tentang pembelajaran anak usia dini.

Beberapa hal yang didapat mahasiswa dalam pembelajaran secara daring adalah bahwa pemahaman, perkembangan dan stimulasi perkembangan pada anak usia dini tidak bisa dilakukan dari jarak jauh. Karena itu, mahasiswa melakukan kunjungan ke rumah untuk melihat karakter peserta didik, bagaimana mengajarkan dan mengembangkan kemampuan anak, berkomunikasi, menjadi contoh bagi anak dan lebih penting lagi adalah merasakan bagaimana menjadi guru secara nyata yang nantinya akan melekat menjadi kepribadian. Anak usia dini pada tahapan tertentu bukanlah anak yang sudah mampu menjaga diri, membantu dirinya sendiri, mereka masih butuh bantuan dan dorongan untuk berkembang secara optimal. Dalam kondisi inilah tantangan yang harus dihadapi mahasiswa praktikan, semisal anak tiba-tiba ngompol di tempat, BAB, menangis dan kondisi darurat lainnya. Hal ini yang membutuhkan kompetensi seorang guru yang cekatan dan kreatif dalam menghadapi masalah, tanpa mengeluh dan “rikuh”. Ketersediaan media pembelajaran atau alat permainan untuk anak usia dini sangat membantu dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran. Keterbatasan dalam pembelajaran di PLP 2 ini menjadikan mahasiswa mendapatkan pancingan atau gambaran kecil tentang bagaimana menjadi guru. Meskipun secara keseluruhan belum didapatkan mahasiswa karena keterbatasan kondisi masa Pandemi Covid 19 ini, paling tidak mahasiswa mempunyai gambaran besarnya tentang bagaimana menjadi guru untuk anak usia dini yang baik dan bagaimana pengelolaan sekolah yang baik.

RA Depag 1 Mojokerto yang dikepalai oleh ibu Umi Faridah, M.Pd.I, alumni UINSA juga menyatakan tentang keterbatasan pembelajaran yang diperoleh mahasiswa praktikan tentang PLP 2 karena masa pandemi Covid-19. Namun demikian persaudaraan dan silaturahim bersama dewan guru dan kepala RA dengan mahasiswa ini terlihat sangat akrab. Hal ini dibuktikan dengan mahasiswa masih menghiasi ruang kelas di RA Depag 1 Mojokerto sebagai kenang-kenangan dilakukan setelah acara penutupan PLP 2 dilakukan setelah magang selama 40 hari yaitu mulai 19 Agustus 2020 sampai dengan 14 Oktober 2020. Keterbatasan dalam masa pandemi ini tentu tidak membatasi silaturahim dan kreatifitas mahasiswa dalam melaksanakan program kuliahnya, yaitu PLP 2. Mahasiswa telah menyusun e-learning untuk RA Depag 1 Mojokerto dalam bentuk game, menyusun artikel, menyusun laporan PLP 2 dan perangkat pembelajaran sebagai bentuk laporan PLP 2. Hal penting yang perlu dilakukan PLP 2 selanjutnya sebagai perbaikan PLP 2 adalah mahasiswa perlu mempersiapkan atau telah membuat alat peraga yang umum digunakan di RA, sehingga benar nyata dapat efektif dalam melaksanakan pembelajaran di RA. Semoga Allah SWT memberikan kemanfaatan dari ilmu yang telah diterapkan dan didapatkan mahasiswa PLP 2 Mojokerto dan membuka lebih luas lagi cakrawala keilmuan yang terbatas karena Pandemi Covid-19 ini. Tak lupa doa untuk Kepala RA Depag 1 Mojokerto dan para guru kelas yang telah setia mendampingi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas mereka semoga senantiasa diberikan kesehatan dan dapat beraktifitas menjalankan tugas sehari-hari. Amiin.
“Dosen FTK UINSA”, pembaca setia menara Madinah com & buku sejarah Masa Kecil Bung Karno Dan Orang Tuanya”