Catatan Kecilku

Oleh : Nining Niswati

Syukur dan yakin. Dua kata ini merupakan kunci dalam perjalananku menuju sehat. Kali ini izinkan aku meminta maaf pada semua pihak yang kala itu tak kujawab dengan baik berbagai pertanyaannya. Waktu itu, aku tak mampu memegang hp terlalu lama apalagi menjawab berbagai pertanyaan yang bertubi-tubi. Selain itu, aku tak ingin berbagi keresahan. Meski demikian, semuanya memacu semangatku untuk terus membaik karena aku sungguh tak ingin berkabar buruk kepada orang-orang yang peduli dengan menanyakan kondisiku.

Demikianlah, saat itu. Beberapa menit waktu untukku terjaga yang dapat dipergunakan untuk melangkah antarruang di rumah sakit, pergi ke kantor untuk lapor diri, dan sisanya aku terpejam. Tak sempat kuhitung berapa jam aku terlelap dalam sehari. Mungkin efek terapi yang memaksa tubuhku teristirahatkan. Sungguh, saat itu tubuhku melemah tiada daya. Jadi, mohon dimaklumi jika aku tak mampu menjawab chat wa.

Berbagai pertanyaan: sakit apa, kok bisa, rasanya bagaimana, kok bisa, lalu bagaimana, kata dokter bagaimana, kok bisa, sekarang sudah bisa apa… Ilalakhirihi. Semuanya membuatku semakin tak mampu membuka mata, senyap. Padahal kala itu aku tengah terbaring sendiri karena orang-orang terdekat harus membantu menyelesaikan urusanku. Aku pun tak ingin mendatangkan kerepotan keluarga besar. Selain itu, aku sudah dibiasakan menyelesaikan berbagai permasalahan sendiri.

Beberapa Minggu hingga hitungan bulan, aku terbaring. Rasa sakit tidaklah mengganggu, aku hanya lemah tak bertenaga. Maksudku untuk tidak pamer keresahan saat itu ternyata dibaca lain oleh beberapa pihak. Sebagian bernada negatif hingga seorang sahabat yang baik budinya menyarankan aku untuk berterus terang bahwa aku sakit. Dan, itu pun masih ada yang menanggapinya negatif.

Ah, semua itu sudah biasa. Aku tetap fokus pada terapi: rutin mengonsumsi beberapa jenis produk KK, minum rebusan bajakah (pemberian teman dan seorang murid), pijat akupuntur setia hari, senam yoga setiap pagi, serta menambah rasa cinta pada yang Mahakuasa.

Suami yang tiada henti memotivasi dengan ungkapan “biarpun sakit, tetaplah syukur dan bahagia” ini membuat rasa nyeri itu benar-benar hilang. Aku semakin bahagia biarpun tubuhku melemah. Demikianlah, catatan ini harus kupotong lagi sampai di sini. Sebenarnya aku ingin berkisah tentang hal-hal unik yang kualami selama sakit. So, .. baca terus kisahku, ya, sahabat FB-ku terkasih.

Kediri, 28 Agustus 2020

#mamanining #menujusehat #makinbahagia #katabaik #agustuscerah

(Gambar ini hanya pemanis biar kopinya jadi manis seperti kisahnya, maaf ya, yang wajahnya di gambar. Kuculik karena wajahmu manis)