Oleh : Gus Ulil Abshar Abdallah.
— Kepada Yusuf Sakkaki
Sejak pertama kali ayahnya
Mengajarinya aksara
Pada suatu pagi buta, ketika
Matahari belum lagi selesai
Menghidangkan pagi yang berembun,
Ia begitu takjub pada daun-daun
Yang menetas menjadi bahasa.
Ia membayangkan dirinya berenang
Di antara alfabet yang berpendar ekornya
Seperti kunang-kunang yang bertebaran
Di sawah-sawah desa.
Ia menikmati tamasya tafsir
Yang menakjubkan.
Menelusuri segenap dugaan
Hingga yang paling mustahil.
Ia ingin menenggak habis
Cawan-cawan tamsil yang memabukkan
Pada sebuah malam yang temaram
Oleh kandil.
Ia tak cemas
Akan melanggar buah-buah terlarang.
Ia telah siap akan terusir
Dari pantai ketelanjangan.
Ia tak menginginkan firdaus
Yang menidurkan.
Ia menginginkan tualang Sakkaki
Hingga ke tanah-tanah terjauh
Di negeri orang-orang yang terbuang.
Jatibening, 26/7/2020
———
Keterangan: Yusuf Sakkaki (1229) adalah ulama terkenal asal Khawarizmi, Asia Tengah, yang menulis karya masyhur berjudul “Miftah al-‘Ulum”. Bagian ketiga dalam buku ini berisi pembahasan mengenai ilmu balaghah atau retorika bahasa Arab (Arabic rhetotic). Ringkasan kitab ini, “Talkhish al-Miftah”, yang ditulis oleh al-Quzwaini menjadi dasar pengajaran ilmu balaghah di pesantren hingga sekarang.
Gambar: Di bagian manuskrip di perpustakaan Universitas Madinah.