Religius Penghayat Kepercayaan Jawa

Religius Penghayat kepercayaan Jawa.

Sistem religi Jawa merupakan hasil olah cipta rasa karsa dan daya spiritual orang Jawa. Olah cipta rasa karsa dan daya spiritual tersebut melahirkan pemahaman adanya “maha kekuatan” yang “murba wasesa” (mengatur dan menguasai) seluruh jagad raya dan isinya. Maka lahir kesadaran hakiki tentang adanya “realitas tertinggi” atau “sesembahan” yang disebut “Kang Murbeng Dumadi”.

Karena dasarnya telah berwujud hasil olah “cipta rasa karsa” dan “daya spiritual” maka ada “perjalanan” menuju kesadaran “adanya” Realitas Tertinggi yang disebut “Kang Murbeng Dumadi” tersebut. Perjalanan menuju kesadaran dimaksud adalah suatu proses penalaran yang dibarengi dengan “laku kebatinan” yang dalam khasanah Jawa disebut “laku nawungkridha”. Hasilnya berupa deskripsi Kang Murbeng Dumadi yang disebutkan sebagai“tan kena kinayangapa lan murbawasesa jagad saisine”.

Kejawen Maneges merupakan bagian dari agama penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang MahaEsa. Maneges berasal dari kata “teges” yang berarti “jelas”. Dalam konteks ini berarti mencari kejelasan melalui samadhi atau mengheningkan cipta dengan senantiasa pasrah pada hukum alam dan hukum sebab akibat, serta mengenai diri sendiri untuk menemukan “siapa aku”.

Maneges juga bisa diartikan sebagai upaya “terus menerus mencari dalam setiap zaman guna menghadapi segala problematika kehidupan dunia”. Upaya jiwa untuk berkonsetrasi dan beserah diri kepada Tuhan Yang MahaEsa juga menjadi salah satu pemaknaan maneges.

Konsep tersebut meyakini jika kualitas jiwa seseorang ditentukan oleh budi pekerti. Kejawen Maneges memberi peringkat perilaku secara berjenjang, dari perilaku yang paling rendah ke yang tertinggi dan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Setidaknya ada 17 perilaku seperti berikut,
1. Merusak dan membunuh sesama makhluk hidup: sangat dihindari.
2. Rasa malu, merasa rendah diri: dihindari.
3. Senantiasa cemas dan takut: dihindari.
4. Selalu berpikir menderita: dihindari.
5. Diliputi keinginan yang tiada habisnya: dihindari.
6. Merasa bersalah dan penuh penyesalan: dihindari.
7. Mudah tersinggung dan amarah: dihindari.
8. Merasa puas dan bangga terhadap prestasi yang diraih: dihindari.
9. Senang menunjukkan kelebihan pada orang lain: dihindari.
10. Menyembunyikan kemampuan: dianjurkan.
11. Semangat berkarya dan kreatif: dianjurkan.
12. Nerima ing pandum, menerima kenyataan hidup: dianjurkan.
13. Senantiasa berpikir dan bekerja keras: dianjurkan.
14. Mempunyai rasa cinta yang mendalam terhadap jiwa dan makhluk hidup lain dengan senantiasa menolong dan memberi: dianjurkan.
15. Senantiasa bergembira dan bersemangat: dianjurkan.
16. Selalu menciptakan suasana damai: dianjurkan.
17. Bersamadhi, pasrah kepada alam, mengheningkan cipta kepada Tuhan YME: sangat dianjurkan.

Tuhan Yang MahaEsa adalah Gusti Ingkang Murbeng Dumadi, Yang Maha Agung, Maha Segalanya, dan berada dalam tingkatan yang sangat tinggi dengan kemampuan penciptaan Yang Maha Besar. Kejawen Maneges mempunyai gambaran tentang Tuhan YME dengan sifat-sifat sebagai berikut.
1. Gusti iku Welas Asih
2. Gusti iku Adil
3. Gusti iku Agung
4. Gusti iku Wicaksana
5. Gusti iku Weweneh (Maha Pemurah)
6. Gusti Iku Amba (Maha Luas)
7. Gusti Iku Akeh Pangapurane
8. Gusti Iku Sae Kanthi Sampurna

(Dikutip dari Djoko Dwiyanto, “Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”)

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com.