Ketika Gus Ulil Berkunjung Kerumah Masa Kecil Pramudya Ananta Toer

Ini adalah rumah masa kecil sastrawan besar Indonesia, Pramudya Ananta Toer, yang sebagian ruangan difungsikan sebagai perpustakaan “Pataba”.

Dalam perjalanan menuju Kediri, kemaren siang, sebenarnya ngga ada niat untuk mampir ke sini. Awalnya begitu masuk Blora, saya tiba-tiba teringat toko roti yang menjual roti jagung enak: Kurnia Bakery. Sebenarnya bukan rasa roti nya benar yang istimewa, tapi buat saya lebih pada kenangan manis: dulu sering diajak Ibuk~ Allah yarham, mampir ke toko roti ini.

Tak sulit menemukan lokasinya. Sayangnya, roti jagung idaman ternyata belum tersedia. Dengan kecewa saya kembali ke mobil. Masbojo tiba-tiba bilang: “Kita mampir ke rumah Pramudya yuk.. ”

Oh, ternyata dari tadi dia pegang hp salah satunya untuk nyari info tentang perpustakaan peninggalan Pak Pram itu. Emang beda ya passion kami: mbak admin mah yang teringat soal makanan ajaa..๐Ÿ˜

Sesampai di depan rumah yang lokasinya di Jalan Sumbawa itu, saya sempat ragu, benarkah ini rumahnya? Di halaman yang lumayan luas itu, ada sekitar lima atau enam ekor kambing berkeliaran. Tiba-tiba seorang bapak sepuh, yang melihat kedatangan kami dari balik jendela, keluar dari rumah sambil berkata, “Masuk saja.. pagarnya ngga dikunci. Jangan lupa ditutup lagi, supaya kambingnya ngga kabur.. ”

“Do not judge the book by its cover.” Pepatah itu rasanya cocok sekali menggambarkan pertemuan pertama saya dengan Dr. Soesilo Toer, adik kandung Pramudya Ananta Toer. Beliau yang berusia sepuh, saat itu bertelanjang dada (baru mengenakan kaus nya ketika bertemu kami), dengan wajah penuh kumis dan jambang yang tak terawat. Beliau menyambut kami dengan ramah, dan memperkenalkan diri sebagai Rektor: pengorek barang-barang kotor๐Ÿ˜€

Ketika menyimak obrolan Pak Soes dengan mas Ulil, barulah terlihat keistimewaan beliau. Pemegang gelar doktor (lebih dari 1 kalau gak salah), penulis puluhan buku dengan segudang pengalaman hidup yang kaya warna, tapi penampilannya sangat sederhana. Salah satu ucapan beliau yang saya ingat, “Saya ini kaya… (berhenti cukup lama) pengalaman. Harta, saya ngga punya. Tapi pengalaman saya luar biasa banyaknya. Anda kalau ke sini lagi, siapkan waktu 10 jam, saya akan ceritakan semuanya.. ”

Sayang kami harus segera pamitan karena perjalanan masih panjang. Semoga bisa berkunjung lagi ke sana.

Ohiya, “Pataba” ternyata adalah singkatan dari: “Pramudya Ananta Toer Anak Bangsa”

 

Lenas Tsuroiya

Jurnalis Citizen