TASYAKURAN HARI LAHIR TLASIH 87 KE 27 TAHUN

Mojokerto-menaramadinah.com-Pagi jam 08.30 Tasyakuran Tlasih 87 ke 27 di Ds Sumbergirang Kec Puri Kab Mojokerto yang dipimpin oleh Pendiri nya Ki Wiro Kadeg Wongso Jumeno
1.Syukuran dengan tumpeng yang lengkap ala tradisi jawa
2. Doa lintas agama yang terbagi 2 tempat:
Untuk Islam di Serambi Pendopo Tlasih 87 & Untuk Hindu dari Bali berada di halaman Candi Waji. “Tasyakuran ini dikomandoi oleh
Panitia dari Lembaga Kebudayaan Surya Mandala & Karang Taruna Gurem” (Guyub Rukun Marem) tutur Ki Wiro Kadeg

Hadir dari tasyakuran Harlah Tlasih 87 ini diantaranya :
1.Sunda Wiwitan Kuningan,
2. Anggota Perwakilan Tlasih 87 yang ada di Kec Si Galuh Banjarnegara,
3. Keraton Kasunanan Surokarto yaitu Kanjeng Panembahan Pakunegoro karena Tlasih 87 dalam kegiatan adat budaya beraviliasi dengan Kasunanan Surokarto
4. Dan Kluarga Bali Sriaji Krisna Kepakisan trah tertua Bali sebanyak 130 peserta (2 bis & 1 elp)
Dari Tengger sebanyak 40 org (2 elp)

Dari Bali menampilkan tarian kolosal berdirinya kerajaan Bali oleh Kluarga Bali Sriaji Krisna Kepakisan

Mengenai sejarah Kebo Iwak dengan Gajahmada dengan Sumpah Amukti Palapa Mahapatih Gajahmada yang sangat mashur itu.

Dimeriahkan juga Jaranan dari Putra Rama Wijaya yang biasa tampil setiap hari minggu di lapangan Tlasih 87…

“Acara tasyakuran ini belum pernah diadakan sejak berdirinya Tlasih 87 , kalau utk haul Gusdur & Bung Karno selalu tiap tahun dengan seizin kluarganya” Ungkap Abah Ghofur selaku sesepuh Tlasih 87

“Bertepatan 4 Tahun berdirinya Candi Waji, yang menjadi icon sejarah bahwa area ini dulu pada jaman kerajaan sebagai tempat central doa. Makanya dinamakan Candi Waji Wayahe dadi Siji..” Kata Mas Aang selaku anak menantu Ki Wiro Kadeg

Aminoto