PELAKSANAAN BELA NEGARA SESUAI UU DAN SOSIALISASI EMPAT PILAR MPR RI, PANCASILA, UUD 1945, NKRI, DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA “AWK AJAK GENERASI MUDA CINTAI NEGARA DAN IMPLEMENTASIKAN EMPAT PILAR KEBANGSAAN DENGAN KEGIATAN BELA NEGARA”

Tabanan, Bali – Dalam rangka menumbuhkan rasa cinta tanah air dan meningkatkan kesadaran kebangsaan di kalangan generasi muda, Anggota MPR RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, SE., M.Tru., M.Si (AWK), mengajak para pelajar, mahasiswa, dan generasi muda di Provinsi Bali untuk mengimplementasikan Empat Pilar Kebangsaan melalui kegiatan Bela Negara sesuai Undang-Undang.

Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu, 13 Desember 2025, bertempat di Aula Rindam IX Udayana, Jalan Tendean, Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Acara ini merupakan bagian dari program sosialisasi MPR RI yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman generasi muda terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, sekaligus memberikan pembekalan tentang Bela Negara sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini selain AWK, yakni Letkol Infanteri Vencensius Jemanudin dan Putu Rana Jenendra, SH, MH, dengan Dr. Komang Edy Dharmawan, S. sebagai moderator. Ketiganya membawakan materi yang komprehensif, mulai dari nilai-nilai Pancasila, sejarah UUD 1945, wawasan kebangsaan, hingga praktik Bela Negara yang relevan bagi generasi muda saat ini.

Dalam sambutannya, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna menekankan pentingnya generasi muda memahami dan mengamalkan Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta Bhinneka Tunggal Ika. “Empat Pilar Kebangsaan bukan sekadar teori, tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda memiliki peran strategis untuk memastikan nilai-nilai ini tetap hidup dan menjadi pedoman dalam menghadapi perubahan zaman,” jelas Dr. Wedakarna.

Sementara itu, Letkol Infanteri Vencensius Jemanudin menambahkan bahwa kegiatan bela negara merupakan salah satu bentuk konkret untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Melalui bela negara, generasi muda diajak untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, menjaga persatuan dan kesatuan, serta siap berkontribusi dalam pembangunan bangsa. “Bela negara bukan hanya soal militer, tetapi juga sikap aktif dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi yang membangun bangsa,” ujarnya.

Putu Rana Jenendra, SH, MH menekankan aspek hukum dan tata negara dalam implementasi Empat Pilar Kebangsaan. Ia menegaskan bahwa memahami regulasi dan konstitusi negara menjadi fondasi bagi generasi muda dalam bertindak sesuai hukum dan menghindari perilaku yang dapat merugikan masyarakat atau negara. “Dengan pemahaman hukum yang baik, generasi muda akan mampu mengawal dan melindungi nilai-nilai kebangsaan dari ancaman internal maupun eksternal,” terang Putu Rana Jenendra.

Acara ini juga menampilkan sesi interaktif di mana peserta diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi langsung dengan narasumber. Banyak pertanyaan yang muncul terkait cara praktis menerapkan bela negara dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, perguruan tinggi, maupun komunitas. Moderator, Dr. Komang Edy Dharmawan, menekankan pentingnya dialog terbuka agar pesan kebangsaan dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta.

Selain diskusi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan simulasi dan praktik singkat tentang bela negara, seperti kegiatan kerja sama tim, pembentukan karakter kepemimpinan, dan penanaman nilai disiplin. Peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, menunjukkan bahwa minat generasi muda terhadap kebangsaan dan bela negara masih tinggi.

Kegiatan sosialisasi dan pendidikan bela negara ini tidak hanya bertujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air, tetapi juga untuk menyiapkan generasi muda yang tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global tanpa meninggalkan identitas nasional. “Dengan mengimplementasikan Empat Pilar Kebangsaan melalui kegiatan nyata, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi bangsa dan negara,” kata Dr. Wedakarna menutup sambutannya.

Pihak penyelenggara berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkala di seluruh wilayah Bali, khususnya di Tabanan, sehingga nilai-nilai kebangsaan dan bela negara tidak hanya dipahami secara teori tetapi juga diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda yang aktif dan peduli terhadap bangsanya diyakini menjadi kunci masa depan Indonesia yang lebih kokoh dan bersatu.

Wayan Supriartha