
SURABAYA–Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur telah menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) di Hotel JW Marriott Surabaya pada Jumat lalu. Acara lima tahunan ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Acara tersebut menghasilkan tujuh nama calon ketua DPW periode mendatang untuk diajukan ke DPP PKB — Abdul Halim Iskandar, petahana dan mantan menteri yang juga kakak kandung Cak Imin juga masuk nominasi.
*Muswil Sebagai Ajang Penyatuan Visi dan Pengumuman Calon*
Selain sebagai forum evaluasi kinerja, Muswil juga berperan sebagai ajang menyatukan visi dan merumuskan langkah strategis partai ke depan. Melalui acara ini, DPW PKB Jatim berkomitmen untuk memperkuat struktur partai hingga tingkat akar rumput, meningkatkan kualitas kaderisasi, dan memperbaiki pelayanan politik kepada masyarakat.
Dalam pidatonya pada acara pembukaan Muswil Cak Imin yang juga menjabat Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI menargetkan PKB Jatim untuk “merebut kembali kejayaan” di Pemilu mendatang.
“Saya minta untuk kerja keras, dekati rakyat, bantu rakyat, selesaikan masalah rakyat, bikin kebijakan yang berpihak kepada rakyat,” cetusnya.
Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan semua pihak, karena “tidak mungkin bisa jalan sendiri tanpa kolaborasi” dalam mengatasi masalah kemiskinan dan lingkungan hidup.
Selain itu, Cak Imin menyebutkan bahwa semua partai telah menyadari kebutuhan evaluasi sistem demokrasi yang “tidak produktif”, termasuk Pilkada langsung.
Setelah diskusi yang intensif, Muswil menghasilkan tujuh nama calon Ketua DPW PKB Jatim periode selanjutnya, yaitu: M Musyafak Rouf (Ketua DPRD Jatim), Thoriqul Haq (mantan Bupati Lumajang), Anik Maslachah, Abdul Halim Iskandar (mantan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal), Fauzan Fuadi, Badrut Tamam (mantan Bupati Pamekasan), dan Hikmah Bafaqih (semua anggota DPRD Jatim).
Sebelumnya, bursa nama sempat meliputi tokoh dari pusat seperti Anggia Ermarini (anggota DPR RI), Nihayatul Wafiroh, Jazilul Fawaid, dan Wakil Menteri Perindustrian asal Probolinggo, sebelum akhirnya tereduksi menjadi tujuh nama.
Ketua Sidang Muswil Cucun Ahmad Syamsul Rizal menjelaskan bahwa semua calon akan dibawa ke DPP untuk melalui tahapan seleksi ketat, termasuk uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dengan indikator mulai dari “tes ekologi” hingga loyalitas kader.
“Mekanisme yang dilalui bukan sekadar formalitas — kita ingin memastikan pemimpin PKB Jatim bukan orang baru yang tiba-tiba datang, tetapi yang kinerjanya sudah teruji dan terbukti bekerja untuk rakyat Jatim,” tegasnya.
Sorotan Terhadap Sistem Famili dalam Politik
Kehadiran Abdul Halim sebagai kakak Cak Imin tak luput dari diskusi soal political dynasty atau sistem famili dalam politik. Di satu sisi, sistem ini memiliki potensi keuntungan: Abdul Halim membawa pengalaman luas sebagai pemimpin daerah dan menteri, serta kemungkinan sinergi yang lebih lancar dengan pusat karena hubungan keluarga.
Namun di sisi lain, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan kesempatan bagi kader muda yang tidak memiliki hubungan darah dengan elite partai untuk menaiki panggung kepemimpinan.
PKB yang pendiriannya diinisisi dan dibidani Gus Dur,vberakar pada nilai-nilai Islam dan keadilan seharusnya mampu menyeimbangkan antara pengalaman tokoh berpengalaman dengan kebutuhan akan regenerasi dan inklusivitas.
Seleksi ketua DPW PKB Jatim periode mendatang adalah momen krusial untuk memastikan partai tetap relevan dan kuat di wilayah yang menjadi “tahanan”nya.
Harapannya, mekanisme seleksi yang ketat benar-benar dijalankan secara adil, sehingga yang terpilih adalah sosok yang memiliki kapasitas, integritas, dan komitmen untuk mewujudkan target Cak Imin — memperjuangkan kepentingan rakyat, mengatasi kemiskinan, dan memperbaiki sistem demokrasi.
Untuk PKB, ini adalah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa mereka bisa menjadi partai yang memprioritaskan kualitas kader dibandingkan hubungan keluarga. Semoga pemimpin yang akan dipilih mampu membawa PKB Jatim maju, memperkuat basis massa, dan memberikan kontribusi nyata dalam membangun daerah yang lebih sejahtera, adil, dan berkelanjutan.*Imam Kusnin Ahmad*
