
Dr. Sukidin, M.Pd.
Akhir-akhir ini kita sedang mengalami musibah bencana banjir bandang, erupsi gunung merapi, dan bahkan pakar geologi meramalkan akan terjadi bencana yang lebih dahsyat lagi.
Tanah tempat kita berpijak sedang tidak baik-baik saja. Indonesia tergolong memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi, dan sekarang sedang dalam keadaan darurat bencana.
Seperti dimaklumi bersama, bahwa kita juga sering digunjang gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor dan bahkan likuifaksi.
Terjadinya fenomena bencana ini, bila ditarik ke belakang, mayoritas sepakat diakibatkan oleh perbuatan manusia yang eksploitatif pada alam. Hutan ditebang secara ilegal, penambangan emas, nekel, batubara dilakukan secara membabi-buta, dan alih fungsi hutan tanpa mempertimbangkan lingkungan.
Akibatnya tentu sudah dapat diduga, alam tidak lagi bersahabat dengan manusia. Mencermati banyaknya kasus bencana alam tersebut, maka dipandang perlu menggagas pendidikan mitigasi bencana. Pendidikan mitigasi bencana menjadi kebutuhan mendesak dengan tujuan mengurangi risiko dan dampak dari bencana.
Pendidikan berupaya membekali pengetahuan, membangun kesadaran, dan keterampilan menghadapi situasi ketika terjadi bencana. Pendidikan mitigasi bencana berperan menciptakan masyarakat yang tanggap, siaga dan mampu mengantisipasi hal terburuk yang akan terjadi.
Secara geografis kita bermukim di lokasi ring of fire, sehingga membutuhkan generasi yang memiliki pemahaman tangguh dan mendalam tentang ancaman bencana alam dan strategi penanggulanggannya.
Hadirnya pendidikan mitigasi bencana memegang peran kunci dalam membekali anak didik dengan pengetahuan tentang kemungkinan bencana alam terjadi di daerahnya, kemampuan dalam menghadapi kondisi darurat, dan langkah-langkah praktis memproteksi diri sendiri, termasuk orang di sekelilingnya. Pengetahuan tentang penegakan hukum bagi pelanggar ilegal logging dan penambangan liar, juga merupakan pilar strategis yang perlu dipahami anak didik dan masyarakat.
Pendidikan mitigasi bencana sudah saatnya diintegrasikan pada kurikulum sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, agar masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai dalam menghadapi bencana dan kesadaran hukum.
Pentingnya pendidikan mitigasi bencana dapat diintegrasikannya ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Sampai saat ini pendidikan mitigasi bencana belum menjadi prioritas dalam sistem pendidikan formal.
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah masih terfokus pada mata pelajaran akademik baku. Seiring dengan semakin sering terjadinya peristiwa bencana di berbagai daerah, maka saatnya mempertimbangkan menjadikan pendidikan mitigasi bencana terintegrasi dalam kurikulum pendidikan nasional.
Berikut gagasan konsep dan prosedur yang dapat diambil untuk mengintegrasikan pendidikan mitigasi bencana dalam kurikulum sekolah; Pertama, konsep dan pengetahuan tentang bencana. Anak didik diajarkan tentang berbagai jenis bencana yang sering terjadi, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, erupsi gunung berapi, angin puting beliung, dan tanah longsor.
Pengetahuan ini harus disesuaikan dengan potensi bencana di daerah tempat tinggal anak didik. Kedua, simulasi dan latihan tanggap darurat. Sekolah secara rutin mengadakan simulasi tanggap darurat, seperti evakuasi gempa dan kebakaran, agar anak didik terbiasa dengan prosedur keselamatan. Mereka tidak akan panik saat bencana sesungguhnya terjadi karena telah memiliki pengalaman dan keterampilan yang cukup tentang kebencanaan. Ketiga, kerja sama dengan lembaga penanggulangan bencana.
Sekolah dapat bekerja sama dengan BNPB, Basarnas, dan organisasi lainnya untuk memberikan pelatihan dan informasi yang komprehenship tentang mitigasi bencana. Keempat, pendidikan berbasis komunitas. Pendidikan mitigasi bencana tidak hanya terbatas di sekolah, tetapi juga diperluas ke tingkat masyarakat.
Orangtua dan komunitas dilibatkan dalam program pendidikan mitigasi bencana, sehingga lingkungan sekitar dapat saling mendukung ketika bencana menimpa.
Pendidikan mitigasi bencana bermanfaat sangat signifikan bagi masyarakat Indonesia. Pendidikan mitigasi bencana akan mengurangi jumlah korban jiwa dan kerugian material yang lebih banyak. Basis pengetahuan dan keterampilan tepat, masyarakat akan lebih siap menghadapi bencana dan melindungi diri sendiri serta membantu orang lain. Pendidikan mitigasi bencana dapat membantu membentuk mentalitas yang lebih tangguh dan belajar bertahan hidup, serta belajar solidaritas sosial dalam situasi darurat.
Tantangan dalam pendidikan mitigasi bencana yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana. Banyak orang masih menganggap bencana alam sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari, sehingga kurang termotivasi untuk belajar dan berlatih terkait mitigasi. Oleh karena itu, perlu dihadirkan upaya intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai media, terutama media sosial.
Pendidikan mitigasi bencana adalah investasi penting untuk masa depan Indonesia yang lebih bersahabat dengan alam. Ikhtiar mengintegrasikan pendidikan ini ke dalam kurikulum nasional dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dapat membangun generasi yang lebih tanggap, dan tangguh dalam menghadapi bencana.
Sudah saatnya kita berdamai dengan alam. Pendidikan mitigasi bencana bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Sebagai penutup kami sampaikan ikut berbelasungkawa pada keluarga yang berduka.
*Penulis adalah Dosen Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Jember
