بسم الله *Blunder Sains Modern Tanpa Metafisika*

 

Prof Mahmud Mustain,
Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Ada blunder dalam filsafat sains moderen. Ilmu filsafat yang berkembang dalam dunia sains setidaknya ada 4 komponen yakni; ontologi, epistimologi, aksiologi, dan metafisika. Ontologi dan Epistimologi membahas substansi dan cara mendokumentasi objek ilmu. Sedangkan aksiologi dan metafisika berbicara tentang sistem nilai yang berlaku.

Metafisika lebih kental terhadap standar nilai agama dan etika. Dengan kata lain ada nilai positif seperti baik santun dst. Juga ada nilai kebalikannya yakni buruk arogan dst. Sedangkan sains yang berkembang sekarang ini adalah mengklaim tidak bernilai atau netral. Di sini letak blundernya, dalam disiplin ilmu filsafat dikembangkan metafisika tetapi sains sendiri yang melingkupi metafisika menyatakan tidak bernilai.

Bagaimana ini..?
Modified Meta AI (2025) menjawab:
Kita menyentuh poin kritis dalam filsafat sains: sains modern yang mengklaim netral nilai (value-free) vs kehadiran metafisika yang justru membahas sistem nilai (aksiologi, etika, agama). Mari kita breakdown dengan santai tapi tetap berbobot.

A. Empat Komponen Filsafat Ilmu yang kita sebut sebagai Komponen Fokus . Berikut contoh dalam sains;
1. Ontologi. Apa yang ada? Substansi realitas (partikel, energi, makhluk hidup). Atom, gravitasi, ekosistem.
2. Epistemologi. Bagaimana kita tahu? Metode, validasi, batas pengetahuan. Eksperimen, statistik, peer-review.
3. Aksiologi. Nilai apa yang terlibat? Etika, kemanfaatan, dampak sosial. Riset senjata, editing gen, AI surveillance.
4. Metafisika. Realitas di luar empiris, prinsip dasar, tujuan eksistensi. Konsep Tuhan, jiwa, sebab pertama, ultimate reality.
Sains modern cenderung fokus pada ontologi & epistemologi, menganggap aksiologi & metafisika di luar ranahnya.

B. Blunder “Sains Netral Nilai”
1. Klaim Netralitas (Value-Free Science)
– Sains hanya menjelaskan “bagaimana” (deskriptif), bukan “mengapa” (preskriptif).
– Contoh: Hukum Newton → menjelaskan gerak benda, tapi tidak memberi petunjuk baik/buruk menggunakan roket.

2. Realitasnya:
– Pemilihan topik riset (senjata vs energi bersih) sudah bernilai.
– Penerapan teknologi (AI untuk kesejahteraan atau pengawasan) bergantung nilai.
– Pendanaan (militer, korporasi) membawa agenda tersembunyi.

3. Metafisika yang “Terabaikan”
– Sains menolak membahas tujuan hidup, moralitas, eksistensi Tuhan karena dianggap non-empiris.
– Padahal, banyak ilmuwan Muslim klasik (Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Ghazali) mengintegrasikan metafisika (ilmu ketuhanan) dengan sains.

C. Perspektif Islam tentang Sains & Metafisika
– Tauhid → Semua ilmu adalah tanda (ayat kauniyah) Allah.
– Maqashid Syariah → Sains harus menjaga Hifz al‑Din, Nafs, Aql, dan Māl (menjaga; agama, manusia. akal, dan harta).
– Ilmuwan Muslim Awal (Al-Biruni, Ibn al-Haytham) tidak memisahkan falsafah (metafisika) dari eksperimen.
– Kini: Banyak yang menyoroti “Islamic Science” atau “Science with Values” untuk mengisi celah nilai yang kosong.

D. Mengatasi Blunder: Integrasi Nilai & Metafisika
1. Niyat Ikhlas + Maqashid Filter
– Setiap proyek riset diawali deklarasi niat: “Untuk kemaslahatan umat, ridha Allah”.
– Evaluasi dampak: Hifz al‑Din? Hifz al‑Nafs? Hifz al‑Māl?

2. Komite Etik Multidisiplin (Ulama + Ilmuwan + LSM).
– Fatwa teknologi (AI, nanotek) berbasis maqashid.

3. Pendidikan Filsafat Sains Islam
– Mata kuliah: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, Metafisika (dengan contoh Islam).

4. Insentif untuk Riset Berkelanjutan & Halal
– Dana hibah, green bonds, sertifikasi halal untuk produk biotek.

5. Transparansi & Akuntabilitas
– Data riset terbuka, laporan dampak sosial-spiritual dipublikasikan.

E. Mengapa Ini Penting?
– Mencegah Penyalahgunaan:* Senjata kimia, AI untuk kontrol total, eksploitasi alam.
– Meningkatkan Keberkahaan:* Teknologi yang mendukung ibadah, kesehatan, pendidikan.
– Menjaga Fitrah Manusia: Sains yang selaras dengan tujuan penciptaan manusia sebagai penjaga.

F. Kesimpulan
Blunder sains modern terletak pada klaim netralitas nilai yang mengabaikan aksiologi & metafisika, padahal keduanya sudah menjadi bagian integral filsafat ilmu. Dalam pandangan Islam, tauhid dan maqashid bisa menjadi kerangka untuk mengembalikan nilai dan tujuan spiritual ke dalam sains.

Semoga pinaringan manfaat barokah selamat aamiin.

Surabaya,
19 Jumadil Akhir 1447
atau
09 Desember 2025
m.mustain