*Hakekat dan Sebab-Musabab*

 

Prof. Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Kebanyakan orang berpresepsi bahwa yang membuat rasa kenyang itu makan banyak, yang membuat faham dan pinter itu cerdasnya otak, yang membuat rasa panas itu api dsb-dsb. Di sini kita mencoba memilah mana yang sebab musabab dan mana yang hakekat. Sebab selalu menghasilkan musabab atau mungkin musabab munncul tanpa harus ada sebab. Api menyebabkan rasa panas ataukah rasa panas muncul tanpa harus ada api?

Hakekat di sini digunakan atau direpresentasikan sebagai esensi keberadaan atau sesuatu yang lebih mendasar. Hakekat diperuntukkan tanpa melihat atau memperhatikan adanya sebab musabbab. Hakekat diperuntukkan pada kondisi dan/atau situasi yang sesungguhnya. Lebih jelasnya tanpa harus dibarengi adanya sebab musabbab, meskipun misalkan dibarengi juga tidak janggal.

Keadaan yang pas dan bisa memperjelas adalah misalkan Api hakekatnya bukan penyebab rasa panas. Belajar, cerdasnya otak dan lainnya bukan menjadi penyebab faham dan pintar. Masih banyak kejadian bahkan setiap kejadian bisa dibuat analisis sebagai hakekat dan sebab musabab. Bahkan keberadaan manusia hakekatnya tidak harus melalui proses reproduksi melalui keberadaan sarana Ayah dan Ibu.

Contoh konkrit hakekat yang tidak terbantahkan adalah tidak perlu banyak cukup satu tetapi meyakinkan. Kisah api yang bukan pasti menyebabkan panas adalah kisah dibakarnya Nabi Ibrohim AS. Ini menjadi bukti bahwa hakekat api bukan penyebab rasa panas, keberadaan api dan diberikannya rasa panas itu dua hal yang berbeda, tetapi pada umumnya Allah SWT memberikan kesamaan waktu antara diberi rasa panas dengan keberadaan api. Allah SWT menciptakan manusia tanpa ayah dan tanpa ibu cukup satu saja, yakni Nabi Adam AS. Manusia diciptakan melalui ayah dan tanpa ibu adalah Sayyidati (Siti) Hawa. Melalui ibu tanpa ayah juga hanya satu yaitu Nabi Isa Alaihis salam.

Terciptanya tiga manusia aneh tersebut menjadi bukti bahwa Allah SWT hakekatnya bisa membuat manusia tanpa melalui sebab musabab yang lumrahnya melalui sarana ayah dan ibu. Alhasil, juga jangan dianggap mati itu harus ada sebab sakit, usia tua, kecelakaan dll, tetapi hakekatnya itu rahasia Allah SWT. Alhamdulillah dengan demikian kita menjadi jelas dan bisa membedakan antara hakekat dan sebab musabab. Yakni hakekat itu adalah esensi yang mendasari segala sesuatu baik yang ada sebab musabab maupun tidak ada.

Semoga manfaat barokah slamet aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya, 19 Dzulhijjah 1446 / 16 Juni 2025
m.mustain