
BLITAR — Sebuah program perdana Lembaga Da’wah ( LD) PWNU Jawa Timur, Bina Desa An Nahdliyah menjadi ikhtiar menyampaikan Aswaja An Nahdliyah di lapisan masyarakat pelosok desa.
Sengaja dipilih Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar Selatan menjadi desa binaan agar dapat bershilaturrahim dan belajar bersama di masyarakat Yang majemuk. Sehingga pada da’i Aswaja An Nahdliyah membersamai masyarakat untuk hubul wathon minal iman. Menjaga keutuhan NKRI dengan pola membangun negeri bersama dari semua elemen.
Para da’i LD PWNU Jawa Timur yang terdiri atas Kudaireng PP. Tebuireng, LIM PP Lirboyo, UNISMA dan Ma’had Aly An Nur Bululawang Malang telah berkhidmat di Wates Blitar berjalan hari kedua. Mereka diterima oleh masyarakat.
Sebagaimana dituturkan Kepala Desa Wates, Hamid, Ahad (2/3/2025) bahwa para da’i tugas dari LD PWNU Jawa Timur telah bermasyarakat dengan baik sehingga semua lapisan masyarakat menerimanya.
“Cara bermasyarakat gus-gus da’i tugas LD PWNU Jawa Timur sangat bagus. Masyarakat senang dan menyampaikan terima kasih. Mereka berharap setiap Ramadhan dapat dikirimi para da’i tugas,” ujar Hamid Kades yang juga Wakil Ketua PC ISNU Kab Blitar ini.
Sementara itu da’i yang berkhidmat telah menemui kehidupan dakwah yang sesungguhnya sehingga dapat menimba ilmu kemasyarakatan. Sebagaimana ditulis oleh Gus Ilham Dzikri Akbar dari Kudaireng PP. Tebuireng Jombang pada Ahad (2/3/2025), alhamdulillah, saya secara pribadi sangat senang. Saat berkhidmat, samping kami dapat mengamalkan ilmu yang telah kita dapat di pondok, kami juga mendapatkan sebuah pengalaman paling berharga bersama masyarakat
Lebih lanjut Gus Ilham menulis alhamdulillah masyarakat Wates Blitar menerima, dan mendukung. Semua baik dan ramah. Mereka berkhidmad dalam pelayanan yang juga sangat bagus. “Kami meminta doanya semoga dilancarkan dalam berdakwah kami,” tulis Ilham.
Demikian pula Gus Arham dari Kudaireng PP. Tebuireng Jombang menyampaikan pengalamannya melalui WhatsApp, beliau menulis. “Alhamdulillah, kami mulai beradaptasi dengan masyarakat sekitar yang rata-rata membutuhkan ilmu Agama Islam. Mungkin mereka dulu ada yang mualaf. Dan ditambah dengan banyak cerita menarik yang membuat saya banyak mendapat pelajaran akan perjuangan amaliyah Aswaja di Wates Blitar ini. Masyaallah berkhidmat dakwah ini betul-betul menjadi salah satu pengalaman yang sangat luar biasa yang kami alami selama ini,” tulisnya.
Salah satu kader Universitas Islam Malang (UNISMA), Gus Kadafi Al Ghifari melalui WhatsApp menuliskana rasa terima kasih karena telah diberikan wadah, waktu dan kesempatan untuk bisa berkhidmah kepada masyarakat. Bagi kami ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Kami dapat mengobrol dengan warga desa perihal menjaga silaturahmi dan toleransi antar agama,” jelasnya.
Masih menurut mahasiswa jurusan Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Malang bahwa kami dapat belajar kehidupan di masyarakat secara langsung. Apalagi kami berada di masyarakat yang majemuk sehingga dapat melihat langsung kerukunan beragama. Di Wates Blitar berbeda agama mampu hidup berdampingan tanpa adanya sikut menyikut.
Di tempat terpisah Korwil Mataraman LD PWNU Jawa Timur, KH. Imam Mawardi Ridlwan menyampaikan bahwa para da’i yang tugas diharapkan dapat membantu TPA, TPQ, mushola, masjid dan Majlis Fatayat atau Muslimat serta jama’ah tahlil. Dan sekaligus belajar kemasyarakatan. “LD PWNU Jawa Timur menghaturkan terima kasih dan permohonan maaf karena belum mampu menyiapkan sapras yang layak,” tutup Imam Mawardi.*Imam Kusnin Ahmad*