Meninggalnya H.Bejo Sugiatoro Duka Bagi Rekan-Rekannya di Persebaya. Khususnya Mustaqim dan Uston Nawawi.

SURABAYA–Meninggalna.H.Bejo Sugiantoro menjadi pukulan berat bagi rekan-rekan dan pecinta sepak bola Tanah Air. Termasuk Mustaqim dan Uston Nawawi.

Mustaqim,mantan pemain dan legenda Persebaya Surabaya ini mengungkapkan, kesedihannya saat mengenang sosok Bejo.

Mustaqim menceritakan kronologi kabar duka tersebut pada Rabu (26/2/2025) pagi di TPU Geluran, Sidoarjo.

Ia mengaku mendapat informasi tersebut saat hendak melaksanakan shalat di masjid.

“Ketika saya mau sholat di masjid, ada WA masuk di grup pelatih mengabarkan Coach Sugiantoro meninggal dunia,” kata Mustaqim. Awalnya, ia sempat bingung karena tidak langsung mengenali nama tersebut.

Barulah setelah selesai sholat dan pulang ke rumah, Mustaqim mendapat kepastian kabar duka itu. Istrinya yang memberitahu sambil terisak Bejo Sugiantoro telah berpulang.

“Dengar adzan, saya tidak lihat HP dan fokus ke masjid,” lanjutnya. “Begitu pulang, istri saya teriak-teriak, ‘Yah, Bejo Sugiantoro meninggal dunia.’”

Mendengar kabar itu, Mustaqim segera mencari informasi lebih lanjut dari rekan-rekannya. Ia akhirnya mengetahui Bejo sempat bermain bola sebelum akhirnya kolaps.

“Katanya dia habis main bola, dan tiba-tiba jatuh,” ungkap Mustaqim. Bejo kemudian dilarikan ke RS Royal Surabaya, namun nyawanya tidak tertolong.

Mustaqim pun segera menuju rumah sakit setelah mendengar kabar tersebut. Setibanya di sana, ia hanya bisa menyaksikan mobil ambulans yang membawa jenazah sahabatnya.

Kenangan bersama Bejo Sugiantoro masih terukir jelas di benak Mustaqim. Sebagai rekan dan pelatih, mereka sering berbagi momen, termasuk dalam latihan dan pertandingan.

“Saya dan Bejo sering bersama, baik saat jadi pemain maupun pelatih,” kata Mustaqim. “Dia orang yang pendiam, tapi kerja keras dan perilakunya luar biasa.”

Selama menjadi asisten pelatih, Bejo dikenal disiplin dan rajin. Ia juga menjadi sosok yang berperan dalam mengembangkan talenta muda Persebaya Surabaya.

“Kami sering berbagi tugas dalam melatih,” jelas Mustaqim. “Saya melatih gelandang, sementara Coach Bejo melatih pemain bertahan.”

*Kenangan Haru Legenda Persebaya Surabaya Mustaqim: Shalat Jamaah Terakhir Bersama Bejo Sugiantoro*

Salah satu kenangan yang paling membekas adalah kebiasaan mereka sholat jamaah bersama. Momen ini selalu mereka lakukan sebelum pertandingan atau di sela-sela latihan.

“Sholat jamaah bersama menjadi momen yang sering kami lakukan,” kata Mustaqim. “Itu menjadi kenangan yang tak terlupakan.”

Kenangan itu menjadi bukti betapa dekatnya hubungan Mustaqim dan Bejo. Persahabatan mereka tidak hanya terjalin di lapangan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

“Kadang kalau ada pertandingan penting, kami selalu saling mengingatkan untuk sholat berjamaah,” kenang Mustaqim. “Itu membuat kami semakin kompak dan saling mendukung.”

Bagi Mustaqim, Bejo Sugiantoro adalah sosok panutan yang rendah hati. Meskipun sudah menjadi legenda, Bejo tidak pernah merasa dirinya lebih hebat dari yang lain.

“Dia selalu memperlakukan semua orang dengan hormat,” ujar Mustaqim. “Itu yang membuatnya sangat dicintai oleh semua orang.”

Kehilangan Bejo Sugiantoro adalah kehilangan besar bagi dunia sepak bola Indonesia. Dedikasi dan kontribusinya akan selalu dikenang oleh para pemain dan penggemar.

“Alhamdulillah, ajal tidak bisa diundur atau dimajukan sedetik pun,” tutup Mustaqim.

“Kami hanya bisa mendoakan dan mengenang kebaikan-kebaikan Coach Bejo.”

Bejo Sugiantoro bukan hanya seorang legenda di Persebaya Surabaya. Ia adalah mentor, teman, dan saudara bagi banyak orang di dunia sepak bola.

“Semoga amal ibadah Coach Bejo diterima di sisi Allah,” kata Mustaqim.

“Kami akan selalu mengenang semua pelajaran dan kebaikan yang telah beliau berikan.”

Dengan kepergian Bejo, Persebaya Surabaya kehilangan salah satu sosok penting dalam sejarah klub. Namun, semangat dan dedikasi Bejo akan terus hidup dalam setiap pemain yang pernah dibinanya.

“Bejo adalah contoh nyata seorang profesional yang juga memiliki akhlak mulia,” ungkap Mustaqim. “Kami semua akan merindukan kehadirannya.”

Kenangan sholat jamaah bersama Bejo menjadi momen yang paling membekas di hati Mustaqim. Itu adalah bukti betapa dalamnya hubungan spiritual dan persahabatan Mereka.

Hal senada juga diungkapkan Asisten pelatih Persebaya Surabaya, Uston Nawawi. Uston selalu mengingat masa kejayaannya bersama Bejo Sugiantoro ketika membawa tim berjuluk Bajol Ijo tersebut meraih juara sebanyak dua kali.

Diketahui, kedua legenda sepak bola tersebut pernah saling membantu membangun kejayaan Persebaya. Hasilnya, mereka mengangkat piala Liga Indonesia periode 1996-1997 dan 2004. “Yang tidak bisa dilupakan, tentunya membawa Persebaya juara dua kali bersama beliau,” ujar Uston kepada media ketika berada di Stadion Gelora 10 Nopember.

Kemudian, Uston juga menilai rekannya tersebut merupakan seorang dengan tingkat disiplin yang tinggi. Hal itu ditunjukkan ketika menjadi pemain maupun ketika menjabat sebagai pelatih.

“Apalagi dia (Bejo) itu pemain belakang, tahu sendiri dia orangnya enggak mau kalah. Terus orangnya kan cukup fight (bertarung) kalau bermain, dengan segala kelebihannya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Uston sempat bermain bersama Bejo beberapa waktu lalu di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.

Oleh karena itu, dia kaget ketika mendapatkan informasi meninggalnya. “Umur tidak ada yang tahu, salah satu teman terbaik saya hari ini tidak ada. Kami turut berduka cita, berbela sungkawa. Saya yakin dia husnul khatimah, karena kita tahu bagaimana Coach Bejo,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, tetntang neninggalnya H.Bejo Sugiantoro.Kabar itu dikonfirmasi CEO Deltras Sidoarjo, Amir Burhanudin.Ia membenarkan meninggalnya Bejo Sugiantoro. Dia menginformasi bahwa Bejo sempat tidak sadarkan diri ketika bermain bola di lapangan kawasan SIER. “Iya (Bejo meninggal dunia), tadi sore main sepak bola, terus lagi enggak sadarkan diri,” kata Amir ketika dikonfirmasi, Selasa (25/2/2025). .

Kemudian, Amir menyebut beberapa orang sempat membawa Bejo ke rumah sakit yang berada di dekat lokasi. Akan tetapi, pria yang saat ini menukangi Deltras itu meninggal dunia. “Dibawa ke rumah sakit di depannya lapangan (SIER) itu, RS Royal Hospital, terus enggak nututi (keburu), pukul 17.20 WIB dinyatakan meninggal dunia sama dokter,” ujarnya. Amir mendapatkan informasi bahwa Bejo diduga mengalami serangan jantung ketika bermain sepak bola.*Imam Kusnin Ahmad*