Disambut Antusias Oleh Masyarakat Launching Pusat Kajian Studi Manuskrip Kuno di Universitas Islam Lamongan

 

Yayasan Sunan Giri Universitas Islam  Lamongan mengukuhkan diri perguruan tinggi Islam  sebagai Pusat Studi  Kajian Manuskrip Kuno Sunan Giri. Dengan melaunchingnya. Berikut ini laporan Pemred menaramadinah.com Drs. Husnu Mufid, M PdI :

 

Yayasan Sunan Giri Universitas Islam  Lamongan terus melakukan upaya menjadikan  perguruan tinggi sebagai Pusat Studi Kajian Manuskrip dan Wali Jawa Timur.

Sebagai bukti keseriusan itu, maka pada Sabtu, 15 Februari 2025 di Gedung A diadakan Lauching Pusat Studi Kajian Manuskrip dan Wali Jawa Timur bersamaan dengan Seminar Nasional Naskah Kuno Sunan Giri. Sehingga  dapat Menelusuri Jejak Dakwah dan Pemikiran Sunan Giri dari Naskah Kuno.

Selain itu,  kajian dan  mendalam tentang dakwah dan pemikiran Sunan Giri yang tertuang dalam naskah-naskah kuno, serta mengungkap warisan intelektual Islam di Nusantara. Manuskrip dan Wali Jawa Timur.

“Dengan demikian Yayasan Sunan Giri Universitas Islam Lamongan   Sebagai wadah riset dan pelestarian manuskrip keislaman,”ujar Ketua Yayasan Sunan Giri Universitas Islam Lamongan Bambang Eko.

Launching Universitas Islam Lamongan menjadikan sebagai Pusat Studi Kajian Manuskrip Sunan Giri mendapat res dan pon yang baik dari masyarakat muslim secara luas, baik di Lamongan maupun Jawa Timur dan Indonesia.

Hal ini akan bisa menunjukkan kebesaran, kejayaan  Kedaton Giri dan kisah kisah Sunan Giri serta keturunannya  dimasa silam. Yang sempat dihancurkan kerajaan Mataram dibawah pimpinan Raja Amangkurat I.

“Ya sisa sisa peninggalan bersejarah Sunan Giri dimunculkan kembali lewat Kajian Studi secara ilmiah. Baik secara bentuk artefak maupun pemikiran Sunan Giri,”ujar Rektor Universitas Islam Lamongan Dr. H.Abdul Ghofur, SE, MSi.

 Acara ini disaksikan oleh akademisi, mahasiswa pascasarjana Pendidikan Agama Islam UNISLA, sejarawan, serta para pecinta dan pemerhati budaya dari berbagai daerah di Indonesia, baik secara secara daring maupun luring.

Menurut  Dr. H. Abdul Ghofur, S.E., M.Si (Rektor UNISLA Lamongan) mengatakan,  bahwa kampus harus menjadi pusat kajian untuk merawat warisan leluhur, dan UNISLA memulainya dengan meresmikan Pusat Studi Kajian Manuskrip Wali Jawa Timur dengan harapan semangat Yayasan Sunan Giri dapat menjadi pemicu terciptanya pionir pelestarian nilai-nilai warisan leluhur.

Sedangjan  pengantar diskusi Wahyu Muryadi selaku founder Manuskripedia. Kepala Staff Kepresidenan era Gus Dur ini menyampaikan bahwa manuskrip ini warisan istimewa dari pendahulu. Ia menambahkan bahwa manuskrip Nusantara menyimpen khasanah keilmuan yang sangat dahsyat, dan hari ini kewajiban kita adalah merawat dan melestarikannya agar tidak pindah warga negara

“manuskripedia adalah salah satu tempat mewakafkan diri untuk merawat nilai-nilai leluhur, dengan manuskripedia inilah naskah-naskah kuno dapat ditraksikipsi translasi dan dikaji serta didigitalisasi agar tidak lenyap oleh zaman.” terangnya saat sambutan

Sementara  sosok sejarahwan dan budayawan Nasional Kris Adji A. W. Pria kelahiran Gresik ini mengupas tentang banyak nilai warisan dari Sunan Giri.

Banyak sekali naskah yang berbicara tentang Sunan Giri, ada Lontar Ferara, yang bercerita tentang pertemuan wali di Nusantara yang bertempat di Giri Kedaton.

Babad Gresik, yang bercerita tentang sejarah islamisasi di Gresik. Babad Sindujaya, yang bercerita tentang Kiai Sindojoyo dan masih banyak naskah yang lain. Banyak nilai yang diwariskan oleh Sunan Giri, salah satunya ada tembang Asmarandana, Pocung, Sinom, dan lain-lain.

Lanjutnya, ada juga dulanan anak-anak yang memiliki banyak nilai mendalam, mulai dari Cublek Suweng, Golo Ganti, Jor, dan lain sebagibya. Berbagai warisan inilah yang menjadi cara dan corak dakwah Sunan Giri untuk mensyiarkan nilai-nilai agama Islam” tutur beliau dalam penyampaian materi.

Kemudian  Diaz Nawaksara  Kurator Manuskrip Nasional  mengupas Sunan Giri dari sudut pandang tapuk kekuasaan yang memiliki nilai dan corak dari masa kemasa dari mulai Giri Raden Paku Prabu Satmata, Sunan Dalem Zaenal Abidin, Sunan Seda Ing Margi, Sunan Prapen yang nanti dilanjut dalam pangkuan kerajaan Mataram.

Dalam pungkasnya Diaz menyampaikan pendapatnya bahwa Sunan Giri layak disebut tokoh Giri Wiyatagamapura yakni sebagai pemuka agama kharismatik pemersatu yang ahli dibidang pendidikan dan politik.