
Oleh : St. Dzurrotun Nisa’ Prodi : PIAUD. Semester : III Matkul : Perkembangan Moral &Agama AUD.
Anak yang kurang perhatian orangtua
Mengutip dari pengalaman yang saya ketahui dari anak yang kurang perhatian orangtua tersebut,berikut ceritanya :
“Orangtua kita adalah guru pertama yang membantu kita menaiki tangga kehidupan. Akan tetapi membayangkan hidup tanpa bimbingan utama kita,hal itu akan mempengaruhi kehidupan kita, hal itu akan menjadi lebih sulit.Tentunya ini akan mempengaruhi kehidupan kita hingga batas terentu.Hal ini teradi pada banyak anak-anak di mana orangtuanya sering menelantarkan anaknya dari pada menghabiskan waktu dan perawatan yang dibutuhkan oleh anak . Seringkali, orangtua tidak terlihat karena mereka mungkin saja dibesarkan dalam kondisi seperti itu,atau mereka sangat sibuk dengan pekerjaan hingga jarang menemukan waktu untuk Bersama dengan anak-anaknya.Hal ini menyebabkan trauma emosional pada anak,dan selanjutnya dapat meempengaruhi Kesehatan fisik dan mental anak”.
Ketika saya sedang berada didepan rumah Bersama Ibu saya,saya meihat seorang anak usia dini yang lagi berantem sama Ibunya atau bisa diktakan brontak dengan Ibunya Ketika dinasehati,hal itu terjadi karena si anak sedang mengalami tantrum (nakal) didepan umum,Ibunya pun menasehati sang anak dengan nada lemah lembut .Meskipun Ibunya menasehati dengan nada lemah lembut tetapi si anak makin bertambah nakalnya,dan akhirnya sang Ibu malu melihat anaknya yang tantrum didepan umum tersebut lalu membentak si anak sambil berekspresi marah campur malu ,kedian itulah yang membuat anak menjadi brontak meskipum didepan umum.
Beberapa orangtua tidak menetapkan batas-batas dan memberikan dukungan untuk anak-anak mereka .Hal ini mungkin karena sang Ibu terlalu sibuk untuk mengasihi perhatian lebih kepada anaknya Ketika didalam rumah ataupun ditempat umum ,atau bahkan tidak begitu peduli mengenai anaknya ,kegagalan seorang Ibu untuk mengawasi anaknya dapat membuat anak merasa terpencil dan diasingkan itulah sebanya anak bisa brontak ataupun tantrum jika dinasehati .Orangtua yang semacam ini seringkali tidak terlibat dalam mengasuh anak dan sering hidup terpisah dari anaknya .Orangtua hanya mengajarkan anaknya dengan didikan bagaimana hidup,tetapi tidak mengajarkan kepada anaknya bagaimana cara untuk bertahan hidup.
Hubungan yang pasif akan selalu dimiliki dalam keluarga seperti ini.meskupun kebanyakan para orangtua memberikan fasilitas kepada anaknya ,seperti rumah,makanan,pakaian.Anak sering mencoba untuk melakukannya sendiri apa yang harus dilakukan tanpa bimbingan orangtua.
Dampak buruk kurangnya perhatian orangtua
1. Ketika orangtua terus menerus mengabaikan anak untuk mengerjakan tugas-tugas lain ,rasa tidak aman akan berkembang dalam pikiran anak .Model pola asuh seperti ini dikenal memiliki dampak serius pada kehidupan anak-anak.
2. Sewaktu anak merasa diabaikan ,maka ia merasa bahwa mengabaikan oranglain adalah suatu hal yang biasa .Anak selalu lebih suka menarik diri darisituasi social.
3. Kurangnya perhatian pada anak akan menurunkan Tingkat kepercayaan dari anak. Pada akhirnya ,anak akan merasa lebih sering untuk mengalami ketakutan dan kecemasan .
Kesimpulan :
Anak usia dini yang kurang perhatian dari orangtua cenderung mengalami beberapa dampak negatif dalam perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif mereka. Berikut beberapa kesimpulan yang bisa diambil:
1. Perkembangan Emosional: Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtua mungkin mengalami masalah dalam mengembangkan keterikatan yang sehat. Mereka dapat menjadi lebih cemas, kurang percaya diri, atau bahkan mengalami kesulitan dalam mengatur emosi dan membangun hubungan yang sehat di kemudian hari.
2. Perkembangan Sosial: Anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup mungkin merasa diabaikan, sehingga sulit untuk membentuk hubungan sosial dengan teman-teman sebaya. Mereka mungkin juga menunjukkan perilaku yang kurang adaptif, seperti menarik diri atau, sebaliknya, menjadi agresif untuk mencari perhatian.
3. Perkembangan Kognitif: Perhatian orangtua penting dalam mendukung perkembangan kognitif anak. Anak yang kurang diperhatikan cenderung mengalami keterlambatan dalam kemampuan bahasa, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis. Ini karena keterlibatan orangtua sangat berperan dalam stimulasi mental anak.
4. Kesehatan Mental: Kurangnya perhatian dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental di masa depan, termasuk depresi dan gangguan kecemasan. Anak-anak yang tidak merasa dicintai atau dihargai bisa tumbuh menjadi individu yang merasa rendah diri dan tidak aman.
5. Kecenderungan Perilaku Negatif: Anak yang kurang perhatian mungkin mencoba mencari perhatian dengan cara yang tidak diinginkan, seperti melakukan perilaku negatif atau tidak sesuai. Mereka bisa menunjukkan perlawanan terhadap otoritas, berbohong, atau menunjukkan sikap bermasalah di sekolah.
Secara keseluruhan, perhatian dari orangtua sangat penting dalam memastikan perkembangan optimal anak usia dini. Perhatian tersebut tidak hanya berkaitan dengan memenuhi kebutuhan fisik tetapi juga kebutuhan emosional, sosial, dan mental mereka. Interaksi positif yang penuh kasih sayang, komunikasi yang baik, serta perhatian yang konsisten akan membantu anak mengembangkan rasa aman dan percaya diri yang penting dalam tumbuh kembang mereka.
Saran saya :
Mengatasi anak usia dini yang kurang perhatian dari orangtua memerlukan pendekatan yang konsisten, penuh kasih sayang, dan melibatkan upaya aktif dari orangtua atau pengasuh. Berikut beberapa saran saya untuk membantu anak yang mengalami kekurangan perhatian:
1. Luangkan Waktu Berkualitas: Orangtua perlu meluangkan waktu khusus setiap hari untuk bersama anak, tanpa gangguan dari perangkat elektronik atau aktivitas lain.
2. Berikan Perhatian Penuh: Saat berinteraksi dengan anak, berikan perhatian sepenuhnya.
3. Berikan Kasih Sayang Secara Konsisten: Pelukan, ciuman, dan kata-kata dapat membuat anak merasa dihargai dan dicintai.
4. Dorong Partisipasi Aktif dalam Kegiatan: Ajak anak untuk terlibat dalam kegiatan keluarga, seperti memasak, berkebun, atau bermain di luar rumah.
5. Jadwalkan Waktu Bermain yang Teratur: Anak-anak usia dini sangat membutuhkan waktu bermain untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
6. Tunjukkan Apresiasi dan Penghargaan: Berikan pujian dan penghargaan untuk setiap usaha yang dilakukan anak, baik besar maupun kecil. Ini dapat memotivasi mereka dan membuat mereka merasa dihargai. Misalnya, berkata, “Bagus sekali, kamu sudah mencoba dengan baik!”
7. Jaga Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Keluarga: Bagi orangtua yang sibuk dengan pekerjaan, penting untuk membuat keseimbangan antara pekerjaan dan waktu bersama keluarga.
8. Konsultasi dengan Profesional: Jika anak menunjukkan tanda-tanda stres, kecemasan, atau masalah perkembangan yang signifikan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog anak atau konselor.
9. Tingkatkan Komunikasi: Ajari anak untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang sehat, sehingga mereka tahu.
10. Libatkan Keluarga Lain: Jika memungkinkan, libatkan anggota keluarga lain, seperti kakek-nenek, paman, atau bibi, dalam kehidupan anak.