
Oleh : Vaya Nyla Qurratyna, mahasiswi PAI FTK UINSA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْببِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ
Yang terhormat Bapak Yahya Aziz S.Ag, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah public speaking, serta teman-teman yang saya sayangi.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhitung, mulai dari nikmat kesehatan, nikmat iman, hingga nikmat bisa kumpul di majelis yang insyaAllah penuh berkah ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan kita semua sebagai umatnya. Amin, ya Rabbal ‘alamin.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tema yang menarik, yaitu tentang tipe keluarga muslim dalam Al-Qur’an. Siapa di sini yang ingin punya keluarga yang bahagia, harmonis, dan penuh keberkahan? Wahh, pasti semua ya!
Dalam Al-Qur’an, Allah telah memberikan beberapa contoh keluarga dengan beragam tipe yang bisa kita jadikan sebagai cermin dan pelajaran. Ada empat tipe keluarga yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
Yang pertama, *Keluarga shalih*, yakni keluarga Nabi Ibrahim AS. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ ٧
‘Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.’
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah melimpahkan keberkahan pada keluarga Nabi Ibrahim. Ini adalah tipe keluarga idaman, suami istri keduanya shalil dan taat kepada Allah. Nabi Ibrahim dan istrinya, Siti Sarah juga keluarga Rasulullah dengan istrinya Siti Khadijah, sama-sama beriman, bahkan dalam ujian yang sangat berat. Siapa nih yang ingin keluarganya seperti ini? masyaAllah sekali yah!
Yang kedua, *Keluarga yang istrinya shalihah, tapi suami durhaka*, yakni keluarga Asiah dan Fir’aun. Istrinya, Asiah, sangat beriman kepada Allah, sementara suaminya, Fir’aun, adalah seorang raja yang sangat dzalim. Meskipun hidup dibawah kekuasaan Fir’aun, Asiah tetap menjaga imannya dan berdoa kepada Allah untuk keselamatannya. Sebagaimana doa Asiah yang terdapat dalam Al-Qur’an:
رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Nah, ini mungkin familiar di kehidupan kita ya. Kadang, ada pasangan yang istrinya rajin ibadah, tapi suaminya suka “hilang sinyal” saat waktu shalat tiba. Bagaimana? Kuncinya adalah sabar, seperti Siti Asiah, suaminya didoakan supaya terketuk pintu hatinya, dan jangan capek-capek untuk mengajak suami kepada kebaikan. Misalnya ketika masuk waktu sholat, kita ajak suami “mas sampun adzan, monggo sholat jama’ah, njenengan imami nggeh ”.
Yang ketiga, *Keluarga yang suaminya shalih, tapi istri durhaka*, seperti keluarga Nabi Luth AS. Beliau adalah seorang nabi yang taat, namun sayangnya, istrinya justru tidak beriman dan malah mendukung perilaku kaumnya yang menyimpang. Ini menunjukkan bahwa seorang suami yang salih pun bisa diuji dengan pasangan yang tidak sejalan dalam keimanan. Nah bapak-bapak, kalau sudah jadi suami yang baik, tapi istri masih suka membangkang, jangan langsung berkecil hati. Ingat, bahkan Nabi Luth juga diuji dengan istri yang tidak taat. Bagaimana jika istri tidak taat? Sama dengan tadi, suami wajib terus mengingatkan dan mengajak istri dalam kebaikan. Tapi ada disclaimer nih bapak-bapak, tentunya mengingatkan perempuan dengan lemah lembut. Rasulullah mengumpamakan para wanita ibarat kaca pertanda kelemahan yang harus diperlakukan secara hati-hati dan lemah lembut.
Yang keempat, *Keluarga yang suami dan istri sama-sama durhaka*, sebagaimana Abu Lahab dan istrinya, yang keduanya sama-sama menentang dakwah Rasulullah SAW. Mereka tidak hanya kufur, tetapi juga aktif melawan kebenaran. Tipe keluarga seperti ini yang harus kita jauhi. Jangan sampai suami istri bekerja sama dalam kemaksiatan dan dosa. Keluarga seperti ini, alih-alih mendapat rahmat, justru mendapat laknat, naudzubillahi min dzalik.
Kalau tadi kita bicara soal tipe-tipe keluarga, saya mau tanya, di antara empat tipe ini, keluarga mana yang paling teman-teman inginkan? Pastinya keluarga yang seperti Nabi Ibrahim dan Rasulullah, ya!
Teman-teman sekalian marilah kita jadikan pelajaran dari kisah-kisah keluarga dalam Al-Qur’an ini. Kita berusaha menjadi keluarga yang salih seperti Nabi Ibrahim dan Rasulullah, yang saling mendukung dalam kebaikan dan keimanan. Dan jika salah satu dari kita tersesat, tugas kita sebagai pasangan adalah saling mengingatkan dan mengajak kepada jalan yang benar. Semoga Allah menjadikan keluarga kita semua kelak menjadi keluarga yang sakinah mawaddah, warahmah, serta mendapat ridha-Nya di dunia dan Akhirat. Amin ya Rabbal Alamin.
Sebelum saya tutup marilah kita membaca shalawat asyghil bersama-sama, semoga kita semua kelak mendapat syafaat Rasulullah SAW dan dijauhkan dari orang-orang yang dzalim.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَوَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين
Sungguh enak buah srikaya
Tapi jangan ditambah bluntas
Cukup sekian dari saya
Karena ceramahnya sudah tuntas.
والعفو منكم ثم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Barakallah…