Puisi Anto Narasoma
ketika kau baca lembaran kalimat terakhir, hadirlah kata-kata yang tercurah dalam hujan
sebab,
di antara ayat-ayat kematian yang diam dan sunyi, diksimu tetap bicara tanpa suara
di antara kedalaman sujudmu yang memuja segala kuasa,
maka Dialah tiba
di antara sajak-sajakmu seindah kata
dari percikan air mawar di antara segelas whiskey, lalu kau tenggak untuk menemui seribu wajah perempuan dalam angan-angan
lalu siapa sebaris nama Rumpiah yang kau sebut-sebut dalam setiap mimpimu,
ketika mulut ini kering dari secangkir _hammar_?
lihatlah,
seperti bunga-bunga bougenville yang menyepi dari kalimat terakhir dalam kitabmu yang nyaris sepi dan sunyi
maka Ia pun tampil dari balik pintu-pintu takwamu yang kau persembahkan ke dalam seribu puisi
: lalu kepada siapa kutanyakan ketika kerimbunan ilmu
di antara pepohonan itu melahirkan buah-buahan semesta?
*Palembang*
11 November 2024