“akankah Islam sebagai agama yang gagal”

Catatan : Gus Miskan Turino.

Konflik nasab akhirnya membuka mata hati umat beragama khususnya umat Islam di Indonesia.

Akibat prilaku sebagian habaib di Indonesia yang mengaku dirinya keturunan nabi, namun ucapan dan tindakannya tidak mencerminkan akhlaq yg baik (inkonsisten/krisis akhlaq dan ilmu), maka bisa dipastikan bahwa mereka (para habaib) akan terdegradasi oleh waktu, begitu juga kebesaran Islam di Indonesia akan terdegradasi oleh isu politik nasab.

Indikator sebagai umat yang inkonsisten terletak dimana ?,
Salah satunya adalah tidak selarasnya antara ucapan dan perbuatan, hal tersebut terbukti bahwa :
1. Tidak mampu merawat keberagaman, padahal keberagaman adalah bagian dari sunnatullah (konflik antar etnik dan golongan atas nama agama terus berlangsung di timur tengah, afganistan dan negara2 agama di benua Afrika atau Asia Tengah)
2. Konflik klaim nasab antar etnik dan marganya…
3. Kejahatan kemanusiaan atas nama agama (mencari manfaat pribadi atas nama nasab), dst…

Oleh karena itu jika umat Islam tidak ingin kehilangan marwah dan menjadikan agamanya sebagai agama simbolis, maka dia harus mampu mengimplementasikan konsep besar “Rahmatan Lil’alamin dengan pendekatan sincetifik.

Tantangan umat Islam di era modern adalah tidak lagi membutuhkan janji janji keabadian, tetapi perlu adanya motivasi produktif agar umat mampu menterjemahkan konsep besar yang namanya “rahmatan lil’alamin” berbasis kosmologi.

Umat Islam punya tanggung jawab besar atas konsep tersebut, karena konsep itu sendiri menuntutnya untuk menyelamatkan dan merawat ekosistem alam semesta.

Jika umat Islam terus terjebak pada identitas sempit (janji janji kebadian, konflik paham, dan sibuk klaim teori pembenaran antar golongan), maka konsep tersebut hingga kiamat tak bakal bisa diwujudkan.

Lalu apa konsekuensi dari kegagalan konsep tersebut yaitu, “kehancuran”.

Lebih parah lagi jika muncul satu kalimat : “UMAT ISLAM GAGAL”

Mari kita sebagai bangsa Indonesia yang beragama khususnya umat Islam Indonesia, semuanya introspeksi diri agar kita tidak menjadi umat yang gagal.

Salam,
Miskan Turino 🇮🇩