UNTAIAN KATA BUAT KLAN BA’ALWI

Penulis. Ahmad Suhadi.

*Duhai Para Klan Ba’Alwi yang sudah berbaik hati.*
Terimakasih kalian telah tinggal lama di Negeri kami yang subur makmur gemah Ripah lohjinawi.

Kalian sudah menghiasi hirup kikuk negeriku dengan beragam untaian kata, pemikiran, hingga mengajarkan doktrin yang membuat kami terbuai hingga terlena bagai angin sepoi-sepoi membuat kami tertidur lelap di bawah pohon.

*Wahai saudaraku Klan Ba’Alwi yang humoris.* Betapa banyak kata-katamu membuat kami bisa tertawa, bercanda riang gembira laksana sedang menonton Tom and Jerry di televisi. Kau bersenandung membuat kami terpana, kau menari kami terpesona bagai melihat tarian wanita elok rupawan yang meliuk-liuk menari ditengah gurun Sahara.

*Terimakasih wahai saudaraku klan Ba’Alwi!* Betapa besar jasamu kepada kami, sehingga kami terperangah untuk bangkit menyongsong masa depan negeriku laksana emas yang memancar diketinggian menara Monas.

Dulu kau sangat bangga dengan Monas, bahkan hampir tiap hari demo berjilid-jilid hingga sampai memanas. Negeriku yang luas membentang dari Sabang Merauke, pulau Rote hingga pulau Nias membuat semua ikut menyaksikanmu berorasi mengeluarkan kata *”Tumpas”.*
*Kami sedih! kami gemes!* jika kau tak ada lagi dalam sandiwara negeriku yang sahdu hingga lucu.

*Kami tak benci terhadap dirimu wahai klan ba’Alwi!*
Kau sering mengaku habib karena mengajarkan ingin mencintai dan dicintai. Walau kecintaanmu kepada kami terasa semu, dengan rasa pilu kami malu kepada leluhurmu yang telah banyak menjadi pemalsu.

Kami tak menuduh dusta terhadap dirimu, yang dulu pernah sejarah bangsaku kau buat palsu, dari ulah tangan-tangan yang tak tau malu, membuat klan margamu pasti menjadi tersipu-sipu.

Kami bukan menggugat, bahkan menghilangkan hakmu untuk hidup bersama kami, tapi kami punya hak untuk meluruskan sejarah silsilah NabiKu dan bangsaku yang telah diklaim sebagai leluhurmu.

*Apakah tak boleh, jika kami penasaran ingin tahu?*

*Apakah tak boleh, jika kami cinta Nabiku?*

*Apakah tak boleh, jika kami mempertahankan hak bangsaku?*

Benarkah jika kau sebagai keturunan Nabiku? Tak masalah, jika kau memang benar dan terbukti.

*Kami hanya ingin meneliti.!!*

*Kami hanya ingin bukti!!*

*Fahamilah oleh kalian para Klan Ba’Alwi yang belia Lugu dan Lucu!!!.*

Saudaraku Kyai Imadudin bukan benci dirimu, bliau mencari dan meneliti karena kecintaan terhadap dirimu agar bisa hidup bersama, tanpa merasa paling mulia.

Jangan lagi jualan nasab.
Jangan pula mengancam dengan cerita khurofat dan kwalat.

Kyai Imad hanya meluruskan dengan data bukan dengan dusta!

Kyai Imad berkata bukan dengan murka tapi dengan Cinta.

Kyai Imad ingin kita hidup mulia, dengan ilmu dan taqwa.

Jika kau dituduh yahudi bukan karena kau beragama Yahudi.
Tapi yahudi yang dimaksud keturunanmu dari orang berkebangsaan Yahudi.

*Ingat…ingat…ingat.!!*
Persaudaraan penting agar tak genting..!
Berargumen perlu agar tak dibuat malu!
Berdebat argumen penting, tapi tidak dengan sentimen dan play victim.

Kesedihan dan kekecewaan
Jangan kau balas dengan murka, dan dengan dusta!!
Tapi Balaslah dengan data dan dengan fakta!!.

*Ingatkah!!*
Saat dulu kau caci Ulama kami, kami diam! bukan karena takut.

Kau hina ulama kami dengan kalimat”Buta mata, Buta Hati”.

Memang menyakitkan! Tapi kami diam walau dirundung kekecewaan.

Kalian telah mempengaruhi spiritual kami dengan janji dan halusinasi.
Sekarang kami hanya ingin bukti kebenaran hakiki, siapa sebenarnya dirimu yang katanya punya jatidiri.

*Saudarakaku klan Ba’Alwi!*
Jangan kau coba berdusta atas nama Nabi ku dan NabiMu, wajib bagiku dan bagimu untuk menjaga kesucian Nabi, sebagai Pemandu kebahagiaan hidupku dan hidupmu yang hakiki.