“Indonesia ditengah persimpangan menuju Indonesia Emas dan Disintegrasi”

Catatan : Gus Miskan Turino.

Bangsa Indonesia memasuki era teknologi digitalisasi harus lebih waspada dan hati hati.

Meski bangsa ini telah dilindungi oleh empat pilar besar (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945) yang kokoh sekalipun menjadi NKRI harga mati, namun yang harus diingat dan diwaspadai adalah :

1. Secara geografis Indonesia posisinya di kepung oleh negara2 persemakmuran Inggris.

2. Secara agamis meski jumlah umat Islamnya terbesar di dunia, namun umat beragama Indonesia juga sedang di kepung oleh ideologi transnasional.

3. Secara ekonomi sistem pasar masih dikendalikan oleh kekuatan imperalisme, kapiltalisme dunia.

4. Populasi generasi X (angkatan 60) jumlahnya kalau tidak salah hanya tinggal dikisaran angka 30-35% sehingga pertahanan dibidang budaya bisa dibilang sudah mulai melemah.

5. Selat china selatan kondisinya saat ini sedang tidak baik2 saja (penuh resiko bargaining geo politik global).

Artinya, dinamika tersebut diatas jika tidak dimanage dan diantisipasi dengan baik dan dilakukan secara bersama sama oleh seluruh elemen bangsa, maka ancaman perpecahan akan semakin didepan mata, jika hal itu terjadi bisa sangat mengerikan.

Atas kewaspadaan itu pemimpin nasional yang baru yaitu, Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Raka Buming Raka jauh sebelum dilantik telah mengantisipasi dengan berencana membentuk Presidensi Club agar pembangunan Indonesia Maju bisa dilakukan secara gotong royong.

Kedua, Presiden Prabowo telah mewanti wanti jika mereka tidak mau diajak kerjasama dan hanya ingin menjadi penonton, maka jadilah penonton yang baik diluar dan “jangan mengganggu”.

Semoga Indonesia tetap aman dan damai dalam lindungan Allah swt, hingga mampu merahi cita cita luhurnya untuk Indonesia Emas.

Salam alfaqir,
Miskan Turino