Pameran Buku Suku Lime/Soko Lima di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta

Pameran buku SUKU LIME/SOKO LIMA di Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta

Suku Lime-Sumatera Selatan memiliki sejarah kuat. Didirikan Raden Fatah-Raja Demak tahun 1500-an. Suku Lime kala itu menjadi sebuah pemerintahan lengkap dengan strukturnya, misi utamanya dakwah. Peninggalan Raden Fatah di Suku Lime masih lestari dan masih bisa dilihat di Suku Lime, Lahat, Sumatera Selatan.

Keturunannya berkembang dan menyebar ke berbagai derah.

Suku Lime artinya Lima Dasar, karena berasal dari bahasa Jawa: Soko (dasar) dan Lima.

Bersamaan dengan acara Gelar Budaya Keraton Djipang, di TMII, kami mengadakan pameran buku Suku Lime. Tujuannya untuk mengenalkan Suku Lime hingga tingkat nasional dan regional mengingat acara Gelar Budaya Keraton Djipang dihadiri sejumlah Raja-Raja Nusantara, tokoh nasional, Keluarga Besar Keraton Djipang, dan peserta dari Malaysia-Singapura.

Terima kasih supportnya dari Raja Suku Lime Prabu Bur Maras, Dubes RI untuk Afghanistan Mayjen Purn Arief Rachman, pedangdut Lilis Karlina, dan pihak-pihak lain.

Terima kasih khusus kepada Raja DJipang PRA Barik Barliyan Surowiyoto, SH yang telah mengijinkan kami mendirikan pameran buku. Kerajaan Djipang merupakan kerabat dekat Kerajaan Suku Lime karena sama-sama keturunan Raden Fatah. Kerajaan Djipang, raja terkenalnya Arya Penangsang, merupakan cucu Raden Fatah dan anak Pangeran Surowiyoto/Pangeran Sedo Ing Lepen. Keturunanan Pangeran Surowiyoto masih ada, salah satu anaknya, Arya Mataram yang juga adik Arya Penangsang, berhasil lolos dari peperangan dan selanjutnya hidup di Baturaja. (Bersama Dendi Saputra, Saripul Rahman)